Mengajari Sabil membaca dengan metode Glenn Doman - PART 2


Menyambung artikel mengenai pengalaman mengajari anak bungsu saya belajar membaca dengan metode Glenn Doman di sini, kini saya ingin bercerita lebih lanjut lagi. Dari sebuah seminar tentang pendidikan dan parenting saya pernah mendengar bahwa mengajari bayi dan balita beragam keterampilan, termasuk membaca, akan menyebabkan otaknya berkembang, layaknya otot yang dilatih. Saya ingat pengalaman waktu abang, anak pertama saya, yang sudah sejak bayi saya berikan buku-buku dengan gambar berwarna-warni dan tulisan besar-besar, kemampuan menulis dan membacanya, serta penguasaan bahasanya jauh lebih cepat dan baik dibanding beberapa anak seumurannya.

Membaca adalah salah satu keterampilan yang sangat penting yang bisa diajarkan oleh orangtua kepada anaknya dan kesempatan untuk mengajari anak membaca idealnya adalah saat ia berumur empat tahun, ya, sesuai umur Sabil saat ini. Karena sejak bayi sampai usia balita, biasanya anak-anak senang mempelajari apa saja.

Oke, kembali ke Metode Glenn Doman, kapankah saat yang tepat untuk memulai program belajar membaca pada anak?

3– 4 tahun  = umur yang baik untuk mulai (Sabil berada di umur ini)
2– 3 tahun  = umur yang lebih baik lagi untuk memulai
0- 24 bulan = umur yang terbaik untuk memulai

Nah, itu artinya semakin cepat kita mengajarkan anak membaca (dengan cara yang tepat) semakin baik.

Ada dua hal penting yang perlu diketahui oleh orang tua dalam melaksanakan program belajar membaca dari Glenn Doman ini:

Yang pertama adalah sikap serta pendekatan yang kita gunakan. Perhatikan hal-hal di bawah ini:

*    *Antusias dan menyenangkan. Pendekatan yang digunakan seperti bermain.
*Pilih waktu belajar yang terbaik, yaitu saat anak dan kita sendiri sedang senang.
*Durasi terbaik untuk belajar membaca hanyalah sekitar 30 detik (keren, kan, nggak perlu        berlama-lama dan membuat anak kita bosan).
*Selalu berhenti sebelum diminta oleh anak (entak karena capek atau bosan).
*Perkenalkan dengan bahan pelajaran yang baru saat anak siap, jadi perhatikan tanda-  tandanya, jangan terlalu memaksakan diri, jika anak keliahatan belum siap maju ke tahap  selanjutnya, biarkan saja.
*Konsisten, konsisten, konsisten!

Yang kedua adalah soal ukuran. Yup, size does matter J. Jika pertama kali mengajarkan anak kita sudah menggunakan kata yang ditulis dengan ukuran kecil, kemungkinan anak bisa frustrasi. Kenalkanlah secara bertahap, dari ukuran besar, sedang, sampai kecil. Begitu pula soal pengenalan kata dan kalimat, mulai dari satu kata, lalu dua kata, dan seterusnya dan ingat, tunggu sampai anak benar-benar siap.

Untuk metode ini, flash cards yang digunakan adalah yang terbuat dari kertas karton. Untuk membuatnya, sediakan alat tulis seperti spidol, penggaris, dan gunting. Saya menggunakan kertas kliping berbentuk A4. Di buku Glenn Doman ada ukuran khusus untuk kartu-kartunya, namun untuk membuat lebih mudah, saya hanya memotong kertas kliping tersebut menjadi tiga bagian. Kata-kata ditulis dengan spidol warna merah dan huruf kecil, bukan kapital. Saya sendiri menyesuaikan dengan keadaan, karena Sabil suka kertas kliping warna-i, saya menulis di atas kertas warna-i tersebut dengan tinta merah, namun jika tulisan kurang terlihat, saya menebalkannya dengan spidol hitam.
Setelah beberapa bulan kita bias perlahan mengganti flash cards dengan tulisan besar-besar ke tulisan yang lebih kecil sampai ke ukuran normal serta dengan tinta biasa yang berwarna hitam.

Bagian depan kartu adalah bagian untuk anak, sementara sisi belakang adalah sisi orang tua di mana terdapat tulisan kata yang sama (mungkin dengan ukuran kecil dan terletak di pojok kartu) dan kita bisa menuliskan tanggal mulai diberikannya bahan ini serta catatan-catatan lainnya, perkembangan anak saat diberikan kata ini, kendalanya, dst.

Kata-kata yang ditulis di dalam kartu sebaiknya kata-kata yang berhubungan dengan dunia anak. Saat ia mempelajari kata-kata yang dikenalnya, ia akan lebih mudah mengingat dan tentu saja lebih antusias. Ini terbukti saat Sabil belajar membaca nama-nama keluarga, mulai dari nama saya, nama ayahnya, kakak-kakaknya sampai nama sepupu-sepupunya, ia bahkan enggan berhenti saat saya menyudahi sesi belajar.

Menurut buku Glenn Doman, pilihan katanya adalah kata-kata tentang tubuh, keluarga, rumah, dan hobi, juga gunakan kata benda, kata kerja serta kata sifat. Saat ini saya masih berada di tahap memberikan nama-nama keluarga, nama buah, dan nama makanan. Saya belum berani berpindah ke kata kerja mau pun kata sifat.

Saya masih dalam proses mempelajari metode ini, masih trial and error lah istilahnya. Saya pun masih menyesuaikan mana yang cocok dan mana yang tidak.

Nanti akan saya share lagi perkembangan Sabil dengan menggunakan metode ini yaaa..

                                                                     ***

4 comments

  1. sabil umur berapa mbak?
    aku pake flash card juga seh... cuma tkonsennya bentar abis ityu pindah lainnya --"

    BalasHapus
  2. umur 4 tahun 2 bulan Cha.. emang gitu Cha, makanya gw cukup ngasih flaschcards-nya 1-2 menit aja..

    BalasHapus
  3. Wah,gue jadi inget dulu pas anak #1 sempet gue ajarin pake metode Glenn Doman,kenapa ngga gue lanjutin buat #2 dan #3 yaa..
    Thanks udah ngingetin ya Ta! Jadi hobi blogwalking disini :D

    BalasHapus
  4. hihi iya cin, kadang emang suka lupa, gw juga gitu, kok.. makasih ya ndiii..

    BalasHapus