Saat Rasa Itu Kembali Datang...


Saya mulai kehilangan rasa ...

Ya, jujur saja, saya mulai kehilangan rasa. Sudah beberapa bulan terakhir kegiatan ini mulai terasa monoton, terasa sama dan hambar.

Bukan.., ini bukan writer's block seperti yang saya pikir sebelumnya. Karena saya masih terus menulis, memang tidak sesering sebelumnya, tapi saya masih menghasilkan artikel-artikel yang organik maupun yang bekerjasama dengan beberapa brand dan agensi.

Namun, seperti ada yang hilang dalam tulisan-tulisan saya. Saya merasa tulisan saya datar, tanpa rasa, tanpa sesuatu yang greget, hingga akhirnya saya memutuskan untuk mengurangi kegiatan di dunia blogging dan konsentrasi ke pekerjaan dan hobi saya yang lain dulu. 

Hingga bulan Februari lalu, saya melihat di akun instagram Komunitas ISB bahwa mereka akan mengadakan workshop "Menulis dengan Cinta Bersama Dini Fitria". Langsung, dong, saya berniat mendaftarkan diri. Saya merasa ikut acara tersebut akan menjadi jawaban atas kegalauan saya dalam menulis akhir-akhir ini. Apalagi nara sumbernya adalah Dini Fitria, salah seorang penulis favorit saya.

Tapi sayang, di hari yang sama ternyata saya sudah terlanjur punya jadwal lain. Kecewa sekali rasanya, tapi ya mau bagaimana lagi?. Eh, tak disangka, ternyata di bulan Maret ini ada batch 2 untuk workshop yang sama. Saya senang luar biasa tapi lagi-lagi harus gigit jari karena ternyata sudah penuh, huhuhu... Salah saya juga, sih, terlalu lama mengecek jadwal sampai kelupaan, tahu-tahu peserta sudah penuh dan pendaftaran ditutup.

Ternyata semesta mendukung saya. Rejeki tak ke mana, salah satu peserta batal ikut dan kursinya pun ditawarkan pada saya. Whoaaa, senangggg. Langsung deh saya menyiapkan 'peralatan perang ' yaitu laptop, kamera, smartphone, kabel charger, power bank, dan tak ketinggalan alat perekam suara!. (Maklum, saya banci workshop, hihihi...).

Ini lhooo bukunya Dini Fitria yang happening banget ituuu...

Menulis Dengan Cinta Bersama Dini Fitria

Workshop kerjasama Komunitas ISB bersama Bliblidotcom dan Zoya Cosmetics ini dihadiri oleh 30 orang blogger yang antusias ingin belajar langsung dari mba Dini Fitria. 

Dini mengawali acara dengan bercerita soal pengalaman menulis buku Islah Cinta yang berlatar belakang lokasi di India. Ia juga bercerita tentang proses menulis dari tidak suka menjadi cinta. 

Dan terbukti, lho, karena saya sudah membaca buku tersebut, saya bisa merasakan bahwa novel tersebut memang ditulis dengan cinta.

Nggak percaya?, baca deh bukunya, atau nggak, minimal baca review bukunya di sini Islah Cinta, Novel Dini Fitria yang Menggetarkan .

Setelah bercerita tentang proses pembuatan buku Islah Cinta, ibu dua anak ini pun berbagi soal bagaimana membuat tulisan yang menarik, yang bisa membuat pembaca orgasme (wohoo..., diksinya mba Dini memang nggak biasa!).

Kami juga mendapat ilmu tentang FEATURES darinya. Bagi yang belum tahu, features adalah sebuah cerita berdasarkan fakta, bukan cerita fiksi. Features is all about emotion. Features is taste. Jadi meski ini bukan fiksi tapi penuh dengan emosi dan RASA.

Lalu apa ciri-ciri features stories?.  Ciri-cirinya menurut mantan wartawan ini adalah bertutur, deskriptif dan informatif, gaya penuturan yang indah, tidak harus selalu 5W1H, serta ada human interest.

BERTUTUR - Gaya bercerita yang bertutur dan mengalir adalah ciri dari tulisan features dan kebanyakan tulisan lainnya. Jangan melompat-lompat, pastikan alurnya jelas dan enak dibaca. 

INFORMASI YANG JELAS - Jangan ngalor ngidul, menulis lah dengan informasi yang jelas dan deskriptif. Mulai bercerita dengan sesuatu yang dekat dengan diri kita. Misalnya saat sedang bercerita tentang parfum, kita bisa berbagi pengalaman soal diri kita sendiri atau pasangan kita yang menyukai wangi parfum tersebut karena baunya yang mengingatkan akan momen tertentu misalnya.

GAYA PENULISAN YANG INDAH - Sebenarnya gaya penulisan yang indah ini relatif, intinya usahakan agar dalam bercerita kita menggunakan bahasa yang pas dan bisa menyentuh hati para pembaca. Ingin punya gaya penulisan yang indah?. Perbanyak baca, baik puisi, novel, dan karya tulis lainnya.

TIDAK HARUS 5W1H - Dalam bercerita, kita tidak harus selalu berpegang pada 5W1H, yang penting adalah why, what, and how.

HUMAN INTEREST - Apapun bisa jadi features, bahkan hard news. Kita ambil saja sisi human interest-nya. Misalnya pada sebuah kecelakaan kereta kita mengambil salah satu keluarga korban menjadi bahan cerita, bagaimana misalnya seorang wanita muda kehilangan calon suaminya dalam kecelakaan kereta, padahal mereka sedang merencanakan pernikahan dan gaun pengantin pun sudah siap.


Lalu bagaimana menciptakan features?.

STORY TELLING - Menciptakan features dengan story telling berarti kita juga banyak mengajak pembaca untuk berimajinasi. Gaya bercerita yang seperti dongeng terbukti lebih digemari oleh kebanyakan pembaca Indonesia. Dengan story telling, pembaca akan merasa menjadi bagian dari cerita dan akan lebih mudah tersentuh hatinya. 

Do show, not tell. Misalnya Dini memberi contoh saat kita bercerita tentang hujan. Semua orang tahu bahwa hujan itu dingin, namun buatlah pembaca ikut merasakan dinginnya hujan seperti apa. Paragraf di bawah ini dibuat oleh Dini untuk bercerita tentang hujan.

"Wangi hujan yang datang dari tanah basah di luar sana seketika membuat pori-poriku mengembang.  Rasanya malam ini begitu senyap dan membuat tidak hanya hatiku saja yang ikut membeku, kulitku pun seperti membatu."

Ish, keren ya mba Dini, ngomongin hujan aja puitis banget, hihihi...

BERCERITA SEOLAH PADA SATU ORANG - Saat menulis, tidak usah membayangkan bahwa yang membaca tulisan kita ada banyak orang. Bayangkan saja bahwa kita sedang bercerita pada satu orang yang kita kenal, sehingga alur tulisan akan terasa seperti 'curhat' dan membuat pembaca merasa menjadi bagian dari cerita kita.

RELEVANSI - Jangan bicara tentang sesuatu yang tidak relevan dengan keseharian kita. Cari bahan cerita yang biasa kita alami, misalnya banjir di Jakarta, atau kereta yang kadang terlambat atau bermasalah, dan lain sebagainya.

Tidak relevan juga bisa terjadi saat kita memaksakan diri menulis sesuatu yang kita kurang tahu. Misalnya seorang travel blogger menulis tips bepergian dengan kapal pesiar padahal ia jarang atau bahkan belum pernah bepergian dengan kapal pesiar. Maksa banget nggak, sih, kalau dia menulis soal kapal pesiar?.


Bagaimana teknik menulis features?. 

Teknik menulis features sangat dipengaruhi oleh Lead in Angle, di mana pada paragraf pertama harus menggugah pembaca sehingga mau terus membaca, syukur-syukur sampai artikel selesai.

Ingat bahwa beberapa menit bahkan detik pertama adalah sesuatu yang krusial. Kalau tulisan atau cerita kita tidak menarik, ya, pembaca akan langsung pindah ke artikel atau bahkan ke blog lain.

Berikutnya adalah Point of View.  Ada ulasan yang sangat menarik dari Dini Fitria soal lead in angle serta point of view ini yang berkaitan dengan sponsored post. Ini penting sekali bagi saya dan tentu saja bagi blogger lain yang sering menerima pekerjaan yang berhubungan dengan brand dan sponsor.

Saya senang sekali saat mba Dini mengungkit masalah ini karena menulis sponsored post agak membuat saya galau. Maunya, sih, selalu menulis artikel organik yang menarik, but, hey, this mama got to eat, too. Saya kan juga  perlu jajan dan beli lipstick, yes?. 

Penulis cantik ini memberi solusi buat kegalauan saya dalam menulis artikel berbayar. Sebagai contoh, saat menulis liputan acara mengenai 'Menulis Dengan Cinta' ini, bagaimana kita akan menyampaikan materi workshop dan pesan-pesan sponsor?. Point of view apa yang akan kita ambil, materi workshop yang sangat berguna atau produk sponsor yang bagus dan recommended?.

Sulit, kan, menyatukan keduanya?. Saran dari Dini adalah menulis terpisah sekalian, atau tulis dulu materi yang didapat dari acara workshop tersebut lalu mention para sponsor dengan ucapan terimakasih serta ulasan singkat.

Dalam menulis features juga diperlukan bahasa yang rapi dan terjaga serta kaya akan diksi. Cara memperkaya diksi antara lain dengan banyak membaca, baik itu pusi, novel, dan tulisan-tulisan lainnya. Saya sendiri juga sering menonton film dan memperhatikan dialognya demi menambah kosa kata saya agar tidak itu-itu saja.


Mengungkap rasa melalui tulisan ... (in frame: Ani Berta)

Eh, menulis features ada do & dont's nya juga, lho . Berikut beberapa do & dont's yang diberikan oleh mba Dini kepada para peserta yang hadir.
  1. Gunakan teknik why, what, and how.
  2. Grab your readers with first sentences. Jadi perhatikan sekali lead in angle-nya. Jangan kebanyakan basa-basi dan terlalu panjang hingga membuat pembaca bosan dan akhirnya malah berhenti membaca.
  3. Benang merah. Tiap tulisan harus ada benang merah. Harus ada premis karena premis adalah pondasi dari cerita kita. 
  4. Jadikan diri kita bukan hanya sebagai subjek, tapi juga objek.
  5. Hubungkan cerita kita dengan hal yang update dan membuat pembaca merasakan hal yang sama, merasa senasib dengan yang dia baca.
  6. Jangan menasehati pembaca. 
  7. Tulisan boleh provokatif, namun tidak agresif.
  8. Perbendaharaan kata yang kita miliki harus banyak. Perkaya diksi!.
  9. Padukan pengalaman kita dengan hal yang sedang kita tulis. Misalnya sedang menulis produk sponsor, ya ceritakan saja berdasarkan pengalaman.
  10. Jangan terlalu banyak ide dalam satu tulisan, nanti pembaca pusing.
  11. No jumping words, ya. Ingat untuk bertutur dengan jelas dan deskriptif.
  12. Typo, it's a big NO NO
  13. Panjang tulisan secukupnya, jangan terlalu singkat, jangan juga terlalu panjang dan bertele-tele.
  14. Ada sisi edukasi. Kalau film biasanya kan ada pesan moral, nah, tulisan juga sebaiknya begitu, ada unsur edutainment-nya.
  15. Jangan lupakan rasa. Menulislah dengan hati dan jiwa.

Thank youuu mba Dini!. Btw, itu kenapa uban gw keliatan banget, yak? ;p

Rasa Itu Kembali Datang ...

And it's a wrap!. Sekali lagi terimakasih banyak mba Dini Fitria, Komunitas ISB, Bliblidotcom, dan Zoya Cosmetics atas kesempatannya hingga membuat saya kembali merasa segar dan siap menulis dengan RASA kembali. Plus berasa hepi karena pulang-pulang bawa banyak tentengan *wink.

Sepanjang perjalanan pulang pun saya sempat senyum-senyum sendiri karena merasa senang sekaligus bersemangat menulis kembali. Untung lagi naik ojek online, jadi abang ojolnya nggak 'ngeh' kalo penumpangnya lagi aneh, hihihi..

Beneran, loh, saya jadi punya RASA dan CINTA lagi untuk menulis, dan saking semangatnya, saya bahkan menulis tiga artikel sekaligus untuk satu event ini :). What a productive day, deh ...

See you in my next post, ya!

*****

36 comments

  1. bahasa diksi mba dini asik saat menjelaskan. apalagi sesekali lesung pipitnya bikin saya terperangah hahaha. Gairah, motivasi memang perlu dikobarkan dengan workshop se cinta ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yes, bener banget Mir, makin terinspirasi dan termotivasi buat nulis lebih bagus ya..

      Hapus
  2. Alhamdulillah mba Zata menemukan jalan kembali untuk rasanya yang hilang. Jangan dilepas lagi ya mba...

    BalasHapus
  3. baca komen Nurul jadi ikut senyum, tadinya mau bilang gitu xixixi... i feel you Zata, soalnya aku juga lagi ngerasain yg sama

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahaha ... sipsip, smoga smangat nulis lagi yaa..

      Hapus
  4. aku baru mampir nih ke sini, memang si jujur kadang nge blog ada bosennya juga ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya betul mba, makanya perlu refresh dan nambah2 ilmu lagi ya :)

      Hapus
  5. aku perlu banyak belajar nulis lagi nih mba, apalagi mengenai features, tulisanku masih amburadul hehe.. makasih banyak infonya mba zata, meskipun gak ikutan workshopnya tapi jadi ikutan nambah ilmu nih :D

    BalasHapus
  6. Menulis emang ga gampang. Tapi kalau tau kuncinya jadi mudah, apalagi ada tambahan cinta di dalamnya. Aah greget pasti. Yuk ah belajar lagi kita 😊

    BalasHapus
  7. Kadang juga aku bete mbak bingung mau mulai darimana

    BalasHapus
  8. Lengkap banget informasinya Mbak Zata. Aku juga ikut semangat ah, menulis dengan cinta. Supaya enggak angot-angotan nulisnya hehehe :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahaha iya mba yosa, biar semangat lagi yaa...

      Hapus
  9. Rasa yang hilang telah kembali yah mba, yang aku rasakan awal memulai tulisan agak bingung.hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, brarti lg hilang rasa juga tuh, hihihi...

      Hapus
  10. Wah, mbak sepertinya ilmu mbak dini sudah menjiwai nih dalam tulisan kamu... hehe

    BalasHapus
  11. mbak, boleh contek2 dikit ya bahasannya untuk kuliah saya, hehehe

    BalasHapus
  12. Iniii, perlu banget aku save mba :D. Penting poin2nya utk diinget, supaya tulisanku bisa punya rasa utk kedepannya. Susaaah memang nulis yg menghasilkan rasa ini. Pgnnya dgn gaya seperti storytelling, tapi ternyata ga semudah yg dibayangin :D. Perlu banget sih memang memperkaya bacaan dan latihan menulis trus menerus :)

    BalasHapus
  13. Uchi sendiri selalu mikir keras gimana caranya bikin tulisan 'sponsor' supaya ngga berasa 'sponsor'nya. Sebisa mungkin ngga masukin 'nama brang' di tulisan, kecuali kalau di S&K harus disebutin. Dengan begitu, tulisan kita akan berasa feel organiknya, walaupun di bawahnya tetap ada sponsor.

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju Ci, tapi kalo emang jelas2 review barang, ga apa2 juga sih masukin nama brand di judul, yg penting isinya menarik ..

      Hapus
  14. Gileee, saking semangatnya sampai nulis 3 artikel ya mba. Nulis dengan rasa ini musti banyak-banyak latihan euyy

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahaha iya bener mba Maya, latihan plus rasa cinta...

      Hapus
  15. Mestakung banget kak Zata bisa ikutan yaak... aku pun merasa sangat beruntung bisa ikutan, smeoga kita bisa jadi blogger yang berkualitas tulisannya aamiin :D

    BalasHapus
  16. Hahahaha sampai Rasa nya kebawa saat naik Ojol ya mbak. Bener banget, rasa itu harus diciptakan ya. Supaya pembaca tidak bosan dan kita pun merasakan bahagia dengannya.

    BalasHapus
  17. Materi yang ngena banget ya mba.
    Cara penyampaian Mba Dini pun asyik juga di dengarka. Jadi berasa ingin terus mengasah keterampilan menulis

    BalasHapus
  18. Rasa yang hilang, kini kembali datang ya mba.. keren

    BalasHapus
  19. dan saat ini seprtinya ku kehilangan gairah mba hehehe baca ini jadi ohh begini dan begitu pengen kembali lagi menulis dengan rasa ga cuman nyanyi aja kalau kata BCL harus pake rasa tapi menulis juga y mba

    BalasHapus
  20. ini tulisan super-duper buanget :)
    baca artikel ini berasa napak tilas ke kantor bliblicom ha ha ha

    BalasHapus
  21. bgus deh kalu yang yang telah hilangnya kembali lagi..

    BalasHapus