Kenapa Saya Memilih Berinvestasi Saham?
Seperti yang sudah saya tulis di sini, saya ingin resolusi keuangan saya di 2020 tercapai dengan baik hingga saya memutuskan untuk mulai berinvestasi. Tapi sebelum memilih investasi apa yang terbaik, saya banyak mencari tahu dan salah satu yang saya lakukan adalah ingin memperdalam pengetahuan saya soal investasi saham.
Untungnya saya sudah kenal beberapa teman yang paham soal saham, jadilah saya mendapat masukan untuk langsung saja menimba ilmu di Sekolah Pasar Modal. Menariknya, Sekolah Pasar Modal ada juga yang Syariah, semangat banget saya jadinya, karena saya memang concern banget soal syariah ini.
Sekolah Pasar Modal (SPM) dan Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS) adalah program edukasi dan sosialisasi pasar modal yang diselenggarakan secara berkala oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Seluruh masyarakat umum dapat menjadi peserta SPM dan SPMS sepanjang telah melakukan pendaftaran sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Kalau teman-teman ada yang tertarik, langsung aja daftar lewat website mereka, ya ..
Nah, beberapa hari lalu saya akhirnya ikutan SPM ini, masih yang Level 1, sih, tapi banyak banget yang saya pelajari dan langsung nagih mau lanjut ke level berikutnya.
Trus apa, sih, yang dipelajari di SPM ini? Banyak banget!, yang pasti sih saya mendapatkan edukasi yang benar tentang investasi saham, saya jadi tahu cara dan mekanismenya untuk menjadi investor saham, jadi pelan-pelan sudah mulai terbayang. Dulu, untuk jadi investor saham, saya pikir ya langsung aja lewat Bursa Efek Indonesia, ternyata harus lewat sekuritas. Okay, masih belum kebayang mungkin buat yang awam banget (seperti saya di awal kelas, hehehe).
Jadi BEI itu ibarat mall dan sekuritas itu adalah tokok-toko di dalamnya, jadi saat mau bertransaksi ya tentu saja lewat toko-toko di dalamnya, kan, bukan langsung ke pengurus mall?.
Dalam kelas SPM saat itu saja juga jadi tahu soal teori pemilihan saham dan reksadana untuk diinvestasikan, juga meningkatkan awareness saya bahwa investasi saham itu mudah dan terjangkau. Selain itu saya juga mendapat informasi tentang lembaga-lembaga di pasar modal yang memberi fasilitas dan perlindungan kepada investor.
Tak hanya itu, bagi saya yang memang tertarik dengan saham syariah, saya juga mendapat informasi tentang investasi saham Syariah di pasar modal serta teori pemilihan saham Syariah untuk diinvestasikan. Lengkappp….
Di Level 1 SPM yang saya hadiri ketika itu, pengisinya adalah Hendra Pamungkas Jovianto, Development Division BEI. Kelasnya berlangsung seru karena selain topik pembahasannya menarik, pesertanya pun beragam, ada pengusaha, ibu rumah tangga, mahasiswa, bahkan pelajar seumuran anak saya.
Dalam kesempatan tersebut Hendra menyampaikan kabar baik soal Indonesia, di mana populasi 263 juta jiwa ini merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan bonus demografi yang akan kita capai kurang lebih tahun 2030 mendatang di mana kita memiliki warga negara dengan usia produktif dan menjanjikan.
Indonesia juga merupakan salah satu pasar terbesar untuk kegiatan digital. Lihat saja, saat ini orang Indonesia bahkan cenderung konsumtif dengan berbagai kemudahan digital.
Investment grade di Indonesia pun makin layak, pihak asing saja sudah percaya pada Indonesia dan berinvestasi di sini, kenapa kita sebagai warga Indonesia tidak ikut berinvestasi juga?
Ada pesan penting yang disampaikan oleh Hendra, yaitu kita butuh financial planner yang handal untuk mengatur keuangan kita. Siapa financial planner-nya? Ya, diri kita sendiri. Makanya kita perlu banget belajar dan terus mencari informasi yang benar.
Sebagai seorang financial planner, kita perlu mempertimbangkan soal investasi. Menabung baik untuk jaga-jaga dan sebaiknya sisihkan 20% untuk menabung. Sisanya? Jangan semua buat konsusmsi, sisihkan 30% untuk investasi.
Ide investasi ada macam-macam, silakan dikulik satu-satu sesuai keinginan dan kebutuhan. Untuk saat ini investasi emas sudah stagnan. Jika ingin cari yang aman, obligasi bisa jadi pilihan karena dijamin oleh negara.
Lalu saham? High return, high risk, memang, namun risiko bisa diminimalisir. Di setiap usaha yang kita jalankan pasti ada risikonya, namun kabar baiknya di saham, risikonya tidak lebih besar dari usaha lainnya.
Saham syariah yang saya incar juga ternyata banyak yang listing, kok, kalau nggak salah ada sekitar 62% saham syariah. Pajak saham pun sudah final ditambah lagi penyelesaian transaksi relatif cepat yaitu T+2, jadi bisa dikatakan saham adalah investasi yang paling liquid. Kalau mau bayar kuliah anak jual rumah dulu, mungkin perlu beberapa hari, minggu, bahkan bulan untuk mencairkannya, tapi saham hanya 2 hari sesudah transaksi langsung cair.
Dua fakta tentang saham yang paling bikin saya ingin serius mencoba berinvestasi di sini adalah karena saham bukan judi (sesuai dengan fatwa MUI no 80) dan saham bisa diwariskan!
Makin penasaran sama saham? Saya juga. Yuk, ah, ikuti terus perjalanan saya belajar saham dan berinvestasi saham, ya.
Sampai ketemu di artikel selanjutnya …
#SahamIsEasy #InvestSmarter #TradeEasier #AmanahJadiMudah
*********
4 comments
Mba kalo mau belajar saham juga caranya gimana?
BalasHapusbisa langsung ke Bursa Efek Indonesia, atau japri aku aja ya, kita bisa janjian belajar bareng :)
HapusTa mau juga dong tahu lbh detail, japri ya nanti.
BalasHapussiyaapp....
Hapus