Kuman Makin Kuat? Ini Dia Cara Menanganinya ...

Menurut mas Evan, fenomena evolusi kuman membuat kuman semakin kuat sehingga meningkatkan kehawatiran para Ibu akan kesehatan keluarga. Saya setuju sekali, seperti yang saya ceritakan sebelumnya, seringkali saya memang merasa cemas tentang fenomena kekuatan kuman dan akbiatnya pada lingkungan sekitar. Saat anak sakit, sama seperti kebanyakan ibu lainnya, hal yang paling ditakutkan adalah apabila anak menderita penyakit baru yang sulit untuk disembuhkan.

Lifebuoy pernah melakukan survei dan hasilnya tujuh dari sepuluh ibu setuju bahwa kuman yang kian beragam dan pertahanan tubuh yang lemah adalah penyebab anak lebih sering sakit dibandingkan ketika mereka kecil dulu. Oleh karena itu, untuk melindungi anak dari kuman penyebab penyakit, 92% ibu menerapkan kebiasaan pola hidup bersih dan sehat yaitu mandi teratur dan cuci tangan pakai sabun.

Para nara sumber yang hadir.

Kabar baik yang disampaikan oleh Lifebuoy adalah bahwa Lifebuoy terus berinovasi dalam rangka mendukung para ibu untuk menerapkan kebiasaan hidup sehat di dalam keluarga. Inovasi yang dimaksud salah satunya adalah dengan diluncurkannya Lifebuoy ActivSilver Formula yang mampu memberikan perlindungan terhadap infeksi kuman penyebab penyakit yang berevolusi semakin kuat.
Saat sesi tanya jawab dengan Dr. Ariani dan mas Evan pun berlangsung menarik. Salah satu mama blogger yang hadir bertanya soal formula silver dalam Lifebuoy ActivSilver ini, apakah aman dipakai oleh keluarga terutama anak-anak. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya oleh mas Evan bahwa silver memang sudah biasa digunakan untuk alat kesehatan karena mencegah kuman menempel hingga 99 %. Dan tentu saja Lifebuoy sudah melakukan penelitian dan uji coba yang panjang sebelum akhirnya meluncurkan produk ini.

Pertanyaan lain datang dari saya yang kebetulan sudah memiliki tiga anak dengan usia yang jauh berbeda, yang pertama sudah duduk di kelas dua sekolah menengah pertama, yang kedua di kelas enam sekolah dasar dan yang bungsu masih di TK. Saya bertanya pada Dr. Ariani juga mas Evan mengenai tips untuk 'memaksa' anak laki-laki saya yang sudah SMP agar rajin cuci tangan.

Si bungsu tidak masalah soal cuci tangan karena ia masih kecil dan masih menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah, namun si sulung justru sebaliknya, ia berada di sekolah dari jam 6 pagi hingga jam 4 sore sehingga saya sulit mengontrol kebiasaannya dalam mencuci tangan. Seringkali saya tahu bahwa ia malas mencuci tangan dengan beragam alasan, sekolahnya luas dan letak washtafel cukup jauh dari kelasnya, belum lagi sabun cuci tangan yang dicampur banyak air sehingga tidak membuat ia merasa bersih selesai mencuci tangan. Saat diminta membawa sabun cuci tangan sendiri atau pun hand sanitizer saja, ia menolak, ribet, katanya. Duhh, nggak tahu apa kalau mamanya selalu was-was memikirkan soal kebersihan dan kesehatan dia 😔

berfoto di photobooth di sela-sela acara

Jawaban Dr. Ariani sangat masuk akal. Beliau mengatakan bahwa untuk anak seumuran si abang, sudah tidak pas untuk dimarahi atau diingatkan terus menerus. Dr. Ariani menyarankan saya untuk bicara serius dengan abang dan menyampaikan fakta-fakta mengenai pentingnya mencuci tangan dengan benar. Saat ia sadar bahwa ia menghadapi risiko penyakit jika tidak rajin mencuci tangan, maka ia dengan sendirinya akan mulai membiasakan diri untuk mencuci tangan, tanpa disuruh sekali pun.

Tak terasa hari sudah makin malam, sudah kenyang dengan makanan enak yang disediakan oleh Pelataran Menteng, kenyang pulang dengan ilmu dari para narasumber, eh pas pulang dapat dua goodie bags yang isinya bikin senyam senyum, maklum mama-mama, suka banget kalau dapat sesuatu yang berguna bagi keluarga, alhamdulillah...