Hal Penting Yang Kami Pelajari dari Film Kulari ke Pantai


Beberapa hari yang lalu, kami sekeluarga nonton film Kulari ke Pantai di salah satu bioskop di daerah Depok. Setelah membaca begitu banyak review, lihat postingan teman-teman di Instagram, dll, jujur saja, saya berharap banyak dari film ini. Apalagi film ini adalah produksi Miles Films dan disutradarai oleh director favorit saya, Riri Riza.

Saat berangkat, saya dan anak-anak super happy, namun di sisi lain terbersit rasa deg-degan di hati saya karena momen nonton sekeluarga ini jarang-jarang karena kesibukan masing-masing, saya takut film yang akan kami tonton ternyata tidak seseru kelihatannya. Biasa, kan, namanya juga promosi, kadang berlebihan dan nggak sesuai aslinya.

Ternyataaaa...
Saya pribadi puas banget dengan film-nya dan ternyata anak-anak pun suka. Saya sangat menikmati obrolan kecil sambil bisik-bisik kami selama nonton, tawa renyah si bungsu dan kakak-kakaknya saat adegan lucu, rebutan camilan, sampai obrolan panjang di mobil, usai menonton film. Ahhh, sudah lama saya nggak nonton film yang 'kaya' seperti ini ...

Foto sebelum nonton, masih datar mukanya :D

Okay, jadi ceritanya film ini tentang kisah Samudra alias Sam (bukan Sem, yah, hehehe..). Sam  yang baru berusia 10 tahun adalah anak pantai asal Rote-NTT. Orangtuanya sebenarnya berasal dari Jakarta, tapi kemudian menetap dan punya usaha di Rote.

Sam dan ibunya, mama Uci, berencana melakukan perjalanan darat berdua saja.  Seru banget kan, mother and daughter trip gitu... Rencananya, dari rumah grandma Sam di Jakarta, mereka akan langsung melakukan road trip tersebut dengan rute dari Jakarta dengan tujuan akhir Banyuwangi, untuk menemui Kailani Johnson, surfer idola Sam, di pantai G-Land.

Namun, sebelum keberangkatan Sam dan mama Uci, sepupu Sam, Happy, berulah saat kumpul keluarga di rumah grandma. Di hadapan banyak orang, Happy merendahkan Sam. Ibu Happy, Kirana, meminta Happy ikut dalam perjalanan Sam dan mama Uci dengan harapan sifat Happy bisa berubah dan bisa lebih dekat lagi seperti dulu dengan sepupunya, Sam. 

Happy sebenarnya menolak mentah-mentah ide tersebut, ia tak kuat membayangkan perjalanan darat yang pastinya nggak se-fun kumpul dengan geng glam girls-nya, namun karena diiming-imingi sesuatu yang sangat ia inginkan, akhirnya ia pun mau ikut serta dalam perjalanan tersebut.

Perbedaan keduanya membuat perjalanan darat dengan mobil menjadi penuh tantangan dan tidak sesuai rencana. Berbagai situasi tak terduga muncul dan berbagai karakter unik dan lucu mereka temui dalam perjalanan.

Trus, gimana tuh hebohnya perjalanan Sam dan Happy, berantem-berantemnya, dll, dll-nya?. Apakah harapan Kirana, ibunya Happy tercapai?. Tonton langsung aja, yak. Masih diputer kok filmnya di bioskop-bioskop. Buruan, sebelum liburan selesaiii....

Tampang hepi usai nonton Kulari ke Pantai :)

Usai nonton, terjadilah perbincangan khas ibu anak di mobil saat mengarah pulang. Saya melemparkan pertanyaan singkat pada mereka. "Apa yang kalian pelajari abis nonton film tadi?"

Ken (15 tahun)
"Masalah harus diusahakan untuk diselesaikan secara baik-baik. Kalau salah penanganan malah bisa jadi disaster". (Kalo mau tahu ini tentang apa, buruan nonton aja yah..)

Kaka (13 tahun)
"Be yourself and you will be happy. Dont pura-pura ... " (agree, kak!)

Sabil (7 tahun)
"Nanti aja ma, aku tulis sendiri di blog aku." ( Jiahhhhh.... :D susye ye anak blogger )

Sooo, ayuklah gaes, nonton Kulari ke Pantai sebelum liburan usai. Ini film keluarga, semua umur bisa nonton, kok.. 

******

2 comments

  1. "Nanti aja ma, aku tulis sendiri di blog aku."

    hahahhaha, kamu keren Nak!

    BalasHapus