Ini Dia Penggunaan SKM Yang Benar ...

relishthebitedotcom
Punya pengalaman tak menyenangkan berkaitan dengan susu kental manis (SKM) membuat saya ekstra hati-hati menggunakan produk ini .Saat saya masih kecil, mama pernah bercerita mengapa ia tidak mengijinkan saya mengonsumsi SKM sebagai minuman sehari-hari.

Jadi ia punya pengalaman menyedihkan saat keponakannya yang berusia belum sampai setahun meninggal dunia. Saat bertanya pada dokter tentang penyebab kematian ponakan mama alias sepupu saya tersebut, hal itu terjadi kemungkinan karena alm. sepupu mengonsumsi SKM sejak lahir. 

Ya, pemberian SKM terjadi karena tanteku tidak bisa mengeluarkan ASI. Saat itu, mungkin sekitar 39 tahun yang lalu, di daerah pula, edukasi tentang kesehatan ibu dan anak pastinya masih sangat minim. Mungkin tante saya tidak tahu bahwa SKM bukan untuk anak-anak, apalagi bayi. Juga bukan untuk diminum sehari-hari seperti yang terjadi pada almarhum bayi tersebut.

Cerita di atas belum tentu berkaitan langsung dengan SKM, namun tak ada salahnya mengambil pelajaran dari hal tersebut, bahwa SKM bukan untuk konsumsi bayi dan anak-anak, apalagi sebagai pengganti susu. 

Kenapa SKM bukan konsumsi bayi dan anak-anak? Acara #BloggerBicara bertajuk "Mengawal Kebijakan BPOM Demi Mewujudkan Konsumen Cerdas" menjawab banyak sekali pertanyaan mengenai mengapa SKM tidak cocok untuk bayi dan anak-anak dan mengapa seharusnya tidak dikonsumsi sebagai minuman apalagi sebagai pengganti ASI dan susu formula.

Para pembicara di acara #BloggerBicara

Narasumber yang hadir adalah Pratiwi Febry, SH dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Dr. Eni Gustia, MPH yang merupakan Direktur Kesehatan Keluarga Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, juga Eni Saeni, S.I.Kom selaku Pengamat dan Konsultan Media.

Acara yang dimoderatori oleh kang Maman ini menyingkap fakta (yang bukan fakta baru) bahwa SKM mengandung banyak gula yang tidak baik jika dikonsumsi (dalam hal ini diminum) secara terus menerus. Menurut sumber dari Remotivi dan sebuah artikel di Tempo, menganjurkan orang dewasa minum SKM sehari dua kali sama saja menyuruhnya memasuki jurang diabetes. Kebayang ngga kalau yang mengonsumsi adalah bayi dan balita  yang meminumnya 3-5x sehari layaknya susu uht dan susu formula?

Belum lagi temuan yang menyebutkan bahwa SKM masuk dalam jenis makanan dan minuman yang tinggi fruktosa. Makanan minuman yang tinggi fruktosa dapat menyebabkan hipertensi, diabetes melitus, obesitas, serta gangguan ginjal.

Sumber dari Tempo menuliskan bahwa bagi anak-anak, rasa manis berlebih dari SKM ini membuat mereka kenyang secara prematur dan menjadi malas makan. Ujung-ujungnya muncul kasus gizi buruk seperti yang terjadi di Kendari.

Dengan banyaknya temuan dan laporan tersebut mendorong BPOM mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang LABEL DAN IKLAN PADA SUSU KENTAL MANIS DAN ANALOGNYA.




Surat Edaran BPOM Nomor HK 06.5.51.511.05.18.2000 Tahun 2018 ini mengatur tentang dua hal penting, yaitu:

1. Label susu kental dan analognya agar memperhatikan hal-hal berikut:
  • Dilarang menampilkan anak-anak usia di bawah lima tahun dalam bentuk apapun.
  • Dilarang menggunakan visualisasi bahwa produk susu kental dan analognya disetarakan dnegan produk susu lain sebagai penambah atau pelengkap zat gizi.
  • Dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair dan atau susu dalam gelas serta disajikan dengan cara diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman.
  • Khusus untuk iklan, dilarang ditayangkan pada jam tayang acara anak-anak.
2. Produsen / Importir / Distributor produk susu kental dan analognya harus menyesuaikan dengan Surat Edaran ini paling lambat enam bulan sejak ditetapkan.

Dalam surat edaran di atas sangat jelas dikatakan bahwa berkaitan dengan susu kental dilarang memakai anak-anak sebagai bintang iklannya apalagi memperlihatkan mereka menggenggam segelas susu. Karena akibat informasi yang salah selama puluhan tahun ini pastinga banyak pihak yang dirugikan. Banyak pihak terutama ibu yang menyangka bahwa SKM baik bagi pertumbuhan anak padahal SKM bukan susu pertumbuhan !

Setelah BPOM mengeluarkan surat edaran tersebut, yang menjadi masalah adalah pihak produsen yang masih belum menaati SE itu, sebulan menjelang hari terakhir itu ditetapkan, masih banyak iklan (di Youtube) yang belum menghapus tampilan anak-anak dalam pariwaranya. Masih ada SKM yang meski sudah mengganti nama menjadi KENTAL MANIS (tanpa awalan SUSU) yang menampilkan gambar anak-anak atau pun susu dalam gelas di kemasannya.

Ya, sangat disayangkan menurut saya, bahwa produsen SKM entah lalai atau memang sengaja tidak menuruti SE dari BPOM ini. Padahal, menurut saya pribadi, yang perlu mereka lakukan hanya menuruti SE tersebut serta re-branding produk SKM sehingga masyarakat tetap mengonsumsinya namun sesuai dengan penggunaan yang dianjurkan saja.

SKM itu enak, lho, menurut saya. Seringkali saya menggunakannya untuk opping roti bakar di pagi hari, tambahan saat bikin kue, bikin jus, dan masih banyak lagi fungsi lainnya selain sebagai pengganti susu.

*********

1 comments

  1. Edukasi yang penting banget ini Mba
    Thanks for sharing ya

    kindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com

    BalasHapus