Ngga Punya Halaman? Ngga Masalah !
Saat jalan-jalan ke Jepang saya makin terinspirasi untuk menanam di pot. |
Sejak kecil saya suka banget sama tanaman, tapi jujur aja kadang merasa nggak punya waktu buat ngurusnya, ditambah lagi rumah saya halamannya nggak besar itu pun sudah dipenuhi oleh satu mobil, sepeda motor, dan sepeda anak-anak, rasanya sudah nggak ada tempat lagi untuk hobi tanaman saya.
Akhirnya, saya menyiasati dengan banyak menanam di pot saja. Selain tak perlu banyak tempat, perawatannya pun relatif lebih mudah, namun manfaatnya luar biasa bagi mood dan bagi kesehatan keluarga saya.
Trus, pas jalan-jalan ke Jepang beberapa waktu lalu, saya menemukan banyak inspirasi soal tanaman di sana. Seneng aja lihat rumah-rumah di Jepang yang di setiap terasnya ada tanaman bunga di pot, cantik-cantik banget.
Jadilah saya serius menanam di pot lagi. Berikut beberapa tips menanam di pot yang mungkin berguna ..
- Sediakan media tanam dan perlengkapan lainnya, seperti pot, tanah, pupuk, dan lain sebagainya. Semua perlengkapan itu mudah sekali ditemukan di toko tanaman kok.
- Pikirkan cara penyiramannya, misalnya untuk tanaman yang digantung, pastikan di bawahnya tidak ada sesuatu sehingga saat air menetes dari pot, tidak masalah.
- Beri pupuk secara teratur, misalnya sebulan sekali agar tanaman tumbuh dengan subur.
Gak punya halaman tetep bisa nanem, kannnn... (ini tanaman2 di ruang kerja saya) |
Btw, ngomongin soal tanaman, saya salut banget sama program-program CSR perusahaan apa saja yang sangat memperhatikan lingkungan, termasuk salah satunya program Djarum Trees for Life yang tidak hanya berkontribusi pada lingkungan itu sendiri tapi juga mengajak masyarakat untuk menjadi pribadi-pribadi yang peduli dan sadar lingkungan.
Jadi, Djarum Trees For Life adalah sebuah program penghijauan yang dilakukan oleh Bakti Djarum Foundation, di mana di antara program tersebut adalah penanaman pohon trembesi, pusat pembibitan tanaman serta konservasi alam termasuk penanaman mangrove di sekitar pantai.
Nah, saat ini, penanaman pohon trembesi sedang dilakukan di jalur Jawa, Madura, Lombok, dan Sumatera.
Pada 2010, Djarum Trees For Life memprakarsai gerakan penghijauan di Pulau Jawa melalui program penanaman trembesi di sepanjang Pantai Utara Jawa Tengah. Jalur Pantai Utara merupakan salah satu jalur utama yang menjadi nadi bagi transportasi darat.
Puluhan ribu kendaraan, mulai dari kendaraan roda dua, mobil, hingga truk muatan, diperkirakan melintasi jalur tersebut setiap hari. Tingginya arus kendaraan di wilayah tersebut berdampak pada kualitas udara. Oleh karena itulah, Djarum Trees For Life mengawali langkah penanaman trembesi guna menekan polusi di wilayah ini.
Penanaman trembesi yang terencana dapat mengurangi jejak karbon hingga 26 persen !
Ilustrasi tempat-tempat yang akan ditanami trembesi. |
Apa, sih, pohon trembesi itu? Trembesi merupakan tanaman yang berasal dari negara tropis di Amerika, seperti Meksiko, Peru, dan Brazil. Diperkirakan, tanaman ini masuk ke Indonesia antara tahun 1890-1939. Trembesi juga dikenal dengan nama Rain Tree dan banyak tersebar di negara tropis yang memiliki curah hujan antara 600-3.000 mm/tahun, sedangkan di Jawa Barat, Trembesi dikenal dengan nama Ki Hujan. Pelabelan Ki Hujan muncul tersebab tajuknya sering meneteskan air karena kemampuannya menyedot air tanah yang kuat.
Wah, saya jadi penasaran sama pohon trembesi ini, pengen punya dan nanem pohon ini juga di rumah :)
Yuk, ah, kita giatkan gerakan menanam pohon lagi, ngga punya halaman nggak masalah, kok, bisa tanam di pot atau media lainnya ..
*****
2 comments
Iyak bener banget ini mbak. Kita bisa mengusahakan nanam di pot ataupun metode Hidroponik
BalasHapusHalo Kak Zata, salam kenal ya.
BalasHapusMamah saya suka juga menanam. Walaupun halaman depan rumah gak besar, ditanamin tanaman yg biasa untuk bumbu dapur. Jadi, kalau Mamah butuh jahe atau daun katuk tinggal petik dari depan. Saya suka bantuin menyiram kalau sore.
Semoga semakin banyak orang Indonesia yg senang menanam ya Kak, karena pohon-pohon di hutan dan di pinggir jalan banyak yg ditebang.