Kurangi Sampah, Mulai Dari Rumah | TIPS


Sepertinya kita sudah sama-sama tahu soal sampah yang makin hari makin menggunung di mana-mana, meski tak secara langsung sering tertangkap oleh mata kita, namun jika kita pikirkan kembali,  sampai kapan lingkungan kita akan mampu menampungnya? Masihkah akan ada tempat bebas sampah bagi anak cucu kita kelak?

Jujur saja, dulu saya kurang peduli soal ini. Dengan berjalannya waktu, saya menggali informasi soal situasi dunia tak terkecuali Indonesia yang sudah darurat sampah, saya tercengang, antara hopeless dan panik.

Namun tetap, saya tidak berbuat apa-apa. Saya berpikir apalah artinya peran saya. Jika saya mengurangi sampah pribadi, masih tak terhingga banyaknya sampah di luar sana. Jika saya mengajari anak-anak untuk mulai ketat dengan urusan sampah, apa akan terasa manfaatnya? Cukuplah anak-anak sudah tahu soal tidak membuang sampah sembarangan, namun untuk sampai menolak bungkus plastik dari supermarket rasanya terlalu berlebihan.

Hingga suatu hari saya seolah tersadar, kalau bukan dari diri sendiri, dari keluarga, dari rumah, siapa lagi yang bisa mengubah situasi ini? Lalu saya pun mulai melakukan hal-hal kecil yang sederhana yang saya percaya banyak dilakukan juga oleh orang lain yang mencintai bumi ini.

Sekarang makin banyak kok orang dan organisasi serta brand besar yang sangat peduli akan lingkungan, salah satunya Bakti Lingkungan Djarum Foundation.

CERITA TENTANG SAMPAH
Tanggal 21 Februari lalu kita baru saja memperingati Hari Peduli Sampah Nasional. Yes, ada loh hari peduli sampah nasional. Saya pun kebetulan mampir ke akun instagram siap darling @siapdarling yang mengajak kita untuk peduli dan sadar lingkungan.

Di akun tersebut saya melihat sebuah video yang kembali menohok saya soal sampah. Saya ingin berbagi di sini agar semakin banyak orang yang sadar bahwa kita sudah ada dalam tahap yang sangat mengkhawatirkan. Kita harus bertindak ...

Ini adalah sebuah cerita sampah! Cerita bagaimana sampah-sampah kita berakhir dan berujung di TPA yang menggunung. Apa yang terjadi kelak jika kita tidak mulai mengendalikan sampah kita? karena membuang sampah pada tempatnya saja sekarang sudah tidak cukup karena lewat video ini kita akan melihat ke mana sampah-sampah kita bermuara setiap harinya.

Dalam video tersebut diungkapkan fakta tentang salah satu tempat pembuangan sampah terbesar di Indonesia yang 75% lahannya sudah terpakai ! Bayangkan ! Di sana hanya tersisa 25% lahan lagi untuk menampung sampah-sampah kita.  Dan parahnya, sampah kita, meski sudah ditangani, tidak juga membuat tempat pembuangan sampah menjadi lega, tidak juga membuat sampah berkurang.


Namun, daripada ikut bergidik ngeri seperti saya, atau malah tutup mata karena tak kuat membayangkan akan seperti apa nasib anak cucu kita dengan warisan sampah yang kita tinggalkan, yuk, mulai saja sesautu, aksi kecil tak masalah, yang penting ada sesuatu yang kita lakukan, minimal untuk mengubah habit kita, keluarga kita, dan berharap gerakan kecil ini akan menyebar pelan-pelan dan jadi masiv juga kelak...

Saya sendiri pun belum terlalu lama berusaha mengubah gaya hidup. Pelan-pelan, sesuai kemampuan saya dan keluarga saja, namun hasilnya mulai terasa, minimal buat lingkup kecil keluarga kami.

BEBERAPA HAL KECIL NAMUN PENTING YANG BISA KITA LAKUKAN DARI RUMAH

Bawa botol minum - saya membiasakan keluarga untuk membawa botol minum yang bisa dipakai berulang-ulang. Kadang jika lupa atau buru-buru terpaksa, sih, membeli minuman dengan botol sekali pakai, tapi biasanya kalau urgent saja.

Bawa wadah makanan sendiri - Selain membiasakan anak-anak membawa bekal makanan, saat akan membeli nasi uduk untuk sarapan, lauk, dsb-nya, saya membiasakan diri membawa wadah sendiri. Awalnay, sih, risih, apalagi kadang orang yang tak terbiasa menganggap kita berlebihan, namun saat sudah terbiasa, gak masalah kok, gak repot sama sekali.

Bawa tas pengganti kantong plastik - Setiap akan belanja ke supermarket, dll, saya selalu mengusahakan bawa kantong sendiri agar tak perlu menggunakan plastik. Anak-anak pun saya biasakan untuk memasukan belanjaan mereka ke dalam tas atau kalau hanya satu dua potong belanjaan, pegang saja, apalagi kalau belanja dekat rumah.

Pakai kertas di dua sisi - Yup, sejak anak-anak masih kecil ini sudah saya biasakan banget. Kalau satu sisi sudah dipakai, sisi sebelahnya pun harus dipakai sebelum dibuang atau disimpan. Lumayan hemat juga, kan, jadinya ...

Gunakan baju bekas untuk kain lap - Saya hampir nggak pernah membeli keset dan kain lap lagi entah sudah berapa tahun. Saya selalu menggunakan baju bekas tak layak pakai untuk keset dan kain lap. Kalau baju bekas layak pakai pastinya untuk disumbangkan. Baju bekas juga menghemat pemakaian tissue. Dulu saya sering menggunakan tissue makan untk mengelap meja, dll, kini saya menggunakan kain lap dari baju bekas saja. Hemat dan ramah lingkungan.

Biasakan membawa saputangan - Awalnya anak-anak saya menolak saat saya memberi saputangan sebagai pengganti tissue. Dengan alasan kurang praktis mereka enggan membawa saputangan, karena dengan tissue, sekali pakai tinggal buang ke tong sampah. Namun setelah diberi pengertian, mereka justru tergugah dan dengan sendirinya jarang sekali menggunakan tissue.

*****

1 comments