Benarkah Cara Belajar Mempengaruhi Prestasi Anak?

Sabil usai melakukan AJT CogTest


Sudah sejak lama sebenarnya saya ingin mereview kembali cara belajar anak bungsu saya yang baru berusia 8 tahun, Sabil. Karena gaya belajarnya serta kebiasaannya dalam sekolah berbeda jauh dengan kedua kakaknya.


Saya tidak ingin membanding-bandingkan apalagi melabeli anak, oleh karena itu meski si bungsu sempat mogok sekolah berbulan-bulan, kadang masuk kadang tidak, saya tidak terlalu memaksanya untuk selalu hadir ke sekolah atau pun belajar lebih lama.

Saat itu ia sesekali menolak masuk sekolah dengan alasan malas belajar, masih ngantuk, dll, tapi tidak ada alasan yang mengkhawatirkan seperti dibully misalnya. Namun di satu sisi, nilai-nilainya tergolong baik untuk ukuran anak yang jarang masuk sekolah.

Pelan-pelan saya mengamati cara belajarnya, mengajaknya bicara dari hati ke hati dan pelan-pelan ia mulai lebih rajin masuk sekolah. Kebetulan saya juga mengajaknya untuk ikut test yang bernama AJT CogTest untuk mengetahui lebih dalam tentang cara belajar yang sesuai dengan dirinya.

Hasil test yang saya terima sangat lengkap dan cukup panjang, secara garis besarnya saya mengetahui bahwa Sabil sangat menonjol di bidang nada, artinya dia sangat peka dengan suara sehingga belajar dengan cara mendengarkan suara sangat baik dan berdampak maksimal bagi dirinya. Benar sekali, saat sedang pengajian keluarga besar, ia bisa duduk mendengarkan ceramah dan pelajaran agama selama dua jam tanpa masalah. Ia sangat serius dan fokus dan benar-benar memperlihatkan interes yang besar, sementara beberapa sepupunya yang sudah lebih besar terlihat bosan dan sibuk main hape.

Bpk Ari Kunwidodo, CEO PT MCI

Usai pengajian saya mengetes dengan menyuruhnya bercerita tentang isi tausiah dari Ustad keluarga, amazingly dia bisa menceritakan kembali apa yang selama lebih kurang dua jam ia dengar.

Hal yang menonjol lainnya adalah visual, itu kenapa ia bisa dengan mudah menyerap pelajaran dari video daripada berkutat dengan buku-buku. Ya, tiap anak punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Saat saya dan gurunya mengetahui di mana potensi Sabil, kami bisa memkasimalkan hal tersebut sehingga berpengaruh pada nilai-nilainya di sekolah, bukan hanya itu, karena merasa bisa mengikuti pelajaran dengan baik, ia pun lebih rajin masuk sekolah.

Okay, long story short, saya dan PT MCI (Melintas Cakrawala Indonesia) pun mengadakan bincang santai bertema "How To Discover Your Child's Potential" yang diadakan pada tanggal 18 Juli 2019 lalu di Rojiro Caffe, Cimanggis.

Pembicara dalam acara ini adalah Psikolog AJT CogTest PT MCI yaitu mba Diana Lie, M.Psi. Para undangan yang hadir mayoritas adalah orangtua yang anak-anaknya masih usia sekolah. 

Acara yang berlangsung selama lebih dari dua jam ini dipenuhi oleh antusiasme para peserta, kebanyakan dari mereka mencatat apa yang mereka dapat dari pak Ari dan mba Diana. Tak hanya itu, sesi tanya jawab yang sudah cukup lama pun rasanya tetap tidak cukup.

Psikolog Diana Lie, M. Psi.
Lalu bagaimana cara mengoptimalkan potensi anak menurut mba Diana?. Menurutnya, untuk memaksimalkan potensi anak adalah dengan memaksimalkan 3 bagian penting dalam hidup anak yaitu orang tua, lewat pola asuh yang tepat, lingkungan sekolah, lewat keggiatan belajar mengajar serta pendampingan psikologis, dan last but not least, yaitu lewat si anak sendiri lewat sosial emosional dan kognitif perilakunya.

Diana juga menekankan pentingnya komunikasi dari hati ke hati terhadap anak. Caranya antara lain dengan mendengarkan terlebih dulu, merespon kemudian. Sebaiknya kita juga memperlakukan anak secara setara saat sedang bicara tentang perasaan agar anak merasa lebih nyaman dan tidak sungkan.

Selain komunikasi yang baik, penerapan disiplin yang tepat dan konsisten juga sangat diperlukan. Diana memberi contoh bahwa sebagai orangtua kita harus satu tim, jangan ibu bilang begini lalu ayah bilang begitu.Bersikaplah sebagai satu tim.

Nah, yang sering kita lihat adalah kebanyakan orangtua saat menerapkan disiplin pada anaknya tidak konsisten, misalnya saat melarang anaknya terlalu banyak main gadget, keluar kata-kata "Kalau kamu terlalu banyak main gadget, nanti mama hukum, tidak boleh main gadget selama satu minggu." Kemudian saat si anak melanggar, orangtua luluh karena tak tega melihat anaknya tidak main gadget. Jadi penting untuk diingat, "execute what you said!"

Beberapa poin yang ditest lewat AJT CogTest


Lalu cara untuk menemukan potensi anak adalah dengan Potential Mapping, salah satunya adalah lewat AJT CogTest seperti yang saya ceritakan di atas.

Mengutip dari website-nya, berdasarkan pengembangan dan penelitian selama empat tahun dengan melakukan penelitian di seluruh pulau Jawa, yang menggunakan teori kecerdasan modern Cattell-Horn-Carroll ("CHC"), AJT CogTest adalah alat ukur yang pertama di Indonesia, divalidasi, dan paling komprehensif untuk mengukur kemampuan serta kelemahan belajar siswa usia 5-18 tahun. CHC adalah model kecerdasan kognitif manusia yang paling komprehensif dan didukung secara empiris, serta melalui beberapa dekade penelitian (McGrew, 2009; Schneider & McGrew, 2012). 

Di Indonesia, sebelum adanya AJT CogTest, penilaian kognitif yang diberikan secara individual adalah hasil terjemahan modul penilaian yang tidak dinormalisasi dengan bahasa dan budaya Indonesia, dan tidak mencerminkan kemajuan terkini dalam teori kecerdasan CHC.

Cara kerja AJT sendiri adalah Penelitian Berbasis Bukti dan Inovasi. Dengan menggunakan pendekatan penelitian berbasis bukti, MCI menyediakan produk dan layanan dengan kualitas terbaik untuk memastikan potensi siswa tercapai. Hasil AJT CogTest yang dikelola secara individual menunjukkan pemahaman yang jelas tentang bagaimana kecerdasan kognitif seorang siswa berlangsung. Hal ini memungkinkan pendidik, siswa dan orangtua untuk menggunakan strategi spesifik yang menargetkan cara siswa belajar, menafsirkan, menyerap, dan memanfaatkan informasi.

Inovasi – Dengan menggunakan teknologi pembelajaran interaktif dan relevan, MCI sedang mengembangkan platform digital dengan memanfaatkan data yang mencakup kinerja akademis saat ini, hasil AJT CogTest, dan informasi selanjutnya yang dikumpulkan mengenai hasil belajar siswa, menjadi umpan balik untuk terus meningkatkan pengalaman belajar.

Peserta menyimak dengan serius paparan dari mba Diana Lie.
Jadi, manfaat dari Potential Mapping bisa digambarkan sebagai berikut :


Nah, masih pada penasaran pastinya soal memaksimalkan potensi anak ini serta soal AJT CogTest ini. Ingin tahu lebih lanjut? Langsung aja cek di websitenya www.melintascakrawala.id yaaa...

Semoga bermanfaat :)


Wajah-wajah hepi para peserta

*****

1 comments