Literasi Digital untuk Remaja (dan Kita)


Sebentar lagi abang Kenan akan menginjak usia 17 tahun dan kaka Caca 15 tahun, sementara si bungsu masuk ke usia 9 tahun. Mereka makin besar dan makin penting bagi mereka untuk memiliki kecakapan digital yang akan berguna bagi kehidupan mereka sekarang dan di masa depan, apalagi di era industri 4.0 (yang katanya juga akan segera masuk ke revolusi industri 5.0!).

Saat pertama kali mendengar istilah Revolusi Industri 4.0 saya sempat panik. Bagaimana tidak, saya berpikir apa lagi ini?, apakah saya bisa catch up dan anak-anak saya bisa survive di era baru ini?.

Tantangan semakin berat karena akan banyak profesi yang menghilang karena digantikan sistem, robot dan cyber namun di sisi lain muncul pilihan profesi baru yang bisa jadi pilihan karir di masa akan datang. 

Orangtua sebagai pengasuh dan pendidik pertama anak perlu untuk membuka wawasan dan melakukan pendekatan pengasuhan yang tepat agar anak-anak remaja kita dapat tumbuh berkembang menjadi pribadi yang berkarakter dan siap bersaing di era revolusi industri 4.0. 

Ya, menyiapkan anak terutama yang sudah remaja untuk menghadapi revolusi industri 4.0 merupakan tantangan yang besar bagi orang tua masa kini. Adanya perubahan teknologi ke arah artificial intelligence, perlu disikapi dengan positif agar anak-anak tetap mampu bersaing dan berkompetisi. 

Memberikan mereka (dan diri kita sendiri) literasi digital yang memadai adalah salah satu cara untuk mempersiapkan mereka menyambut era ini.

Beberapa kali saya membaca artikel mengenai tips menghindarkan anak dari gadget atau gawai. Terus terang saya kurang setuju dengan pemikiran tersebut. Gawai bukan untuk dihindari namun untuk dikontrol. (Maaf, di sini saya bukan hendak berdebat mengenai boleh tidaknya anak-anak menggunakan gawai).  Menurut saya pribadi, kemampuan digital, termasuk menguasai pemakaian gawai dan media sosial adalah suatu kemampuan yang saya rasa wajib dimiliki oleh anak-anak remaja dalam rangka literasi digital.

Waktu terus berubah dan saat ini digital skills atau kemampuan digital menjadi salah satu syarat agar anak kita kelak bisa sukses berkompetisi di dunia kerja. 

Pertanyaan saya buat diri sendiri, dan mungkin juga ada di hati kebanyakan orangtua yang memiliki anak remaja, "apakah anak-anak remaja saya siap?"

"Bagaimana caranya agar kelak anak saya bisa stand out dan mampu bersaing dengan yang lain?"

Jawabannya adalah: bantu mereka mempelajari kemampuan digital di usia sekarang. Menurut pendapat saya, mempelajari kemampuan digital di usia remaja adalah yang paling tepat. 

Kenapa? karena di masa ini, secara emosi mereka sudah tidak selabil saat masih anak-anak, logika mereka pun sudah jauh berbeda. Mereka sudah lebih bijak dan tahu mana yang baik dan mana yang tidak. Sudah saatnya mereka belajar tentang literasi digital serta kemampuan-kemampuan digital.  


LITERASI DIGITAL
Digital literacy atau literasi digital adalah yang pertama kali harus (kita dan) mereka pahami. Apa itu literasi digital? Sebuah literatur mendefinisikan literasi digital sebagai pengetahuan serta kemampuan menggunakan teknologi secara kritis dan kreatif untuk mencari informasi, menyelesaikan masalah, maupun menyelesaikan tugas.

Literasi digital juga menekankan pentingnya cara beraktivitas online secara aman dan santun. Ya, SANTUN. Ini sangat penting menurut saya di era yang kesantunan seakan barang langka bahkan buat orang dewasa yang aktif di dunia online.  

Meski anak-anak remaja kita lahir di era teknologi seperti sekarang ini, tidak berarti mereka sudah memahami literasi digital. Saya ambil contoh abang, beberapa tahun lalu, anak pertama saya ini masih sulit membedakan informasi yang benar, yang hoax, dan yang salah dari youtube. 

Ia belajar banyak dari platform youtube, namun ada banyak hal yang harus saya saring karena pada awalnya ia pikir semua yang beredar di internet adalah benar. Butuh waktu untuk membuat sense-nya berfungsi dengan baik. Kalimat seperti, "masa kalau itu belum terbukti benar, kenapa si youtuber populer ini bisa bilang begitu?" masih sering saya dengar sampai akhirnya saat ia beranjak remaja, ia justru sudah bisa mengajari adik bungsunya untuk memilah-milah tontonan di internet.

Saat anak paham akan literasi digital diharapkan mereka juga mampu menyeimbangkan pemakaian teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

ATUR BUKAN LARANG
Saya ingat, ada catatan buat orangtua mengenai gawai yang disampaikan oleh Doktor Susanto dari KPAI. Saya bertemu doktor Susanto di acara talkshow Narasi TV.

Beliau memberikan masukan yang sangat penting mengenai penggunaan gawai bagi anak-anak dan remaja, yaitu "atur, bukan larang."

Ya, sekali lagi saya ingin mengingatklan bahwa di era digital seperti sekarang ini, buat saya pribadi rasanya tidak adil jika kita melarang anak-anak kita memakai gawai. Daripada melarang, ya atur saja. Beri batasan-batasan yang sekiranya aman bagi mereka tanpa mengurangi kesempatan mereka untuk mengambil banyak hal positif dari benda tersebut.

Agar aman, ya kembali lagi ke pentingnya memiliki kemampuan digital atau digital skills ini.

DIGITAL SKILLS
Lalu kemampuan dasar digital seperti apa yang sebaiknya mereka pelajari?. Ada banyak kemampuan digital yang perlu dipelajari oleh remaja kita, namun beberapa hal dasar di bawah ini bisa menjadi awal yang baik.

MICROSOFT OFFICE
Sejak sekolah dasar, kebanyakan anak-anak sudah diberi tugas yang mengharuskan mereka membuat karya tulis. Menguasai Word dan Excel menjadi awal yang baik bagi mereka. Selanjutnya bisa diperkenalkan dengan yang lebih sulit seperti power point, dst.

EMAIL
Saat mereka sudah sering mengerjakan tugas, biasanya mereka akan sering saling mengirim data, foto, maupun tugas kepada teman atau guru di sekolah. Memiliki email sudah menjadi hal yang biasa. Ajarkan anak kita cara membuat email serta password yang kuat dan aman.

SOCIAL MEDIA SKILLS
Nah, itu selalu menjadi topik yang menarik bagi kita sebagai orangtua. Ajari mereka untuk selalu sadar akan apa yang mereka unggah baik dalam bentuk status maupun foto/video.

Ingatkan mereka untuk bersikap santun pada orang lain, biasakan untuk tidak memulai dan menanggapi perseturuan di media sosial.

Kepada anak-anak, saya mengingatkan mereka untuk bertanya dan berkomunikasi dengan saya jika ada hal-hal yang mereka tidak yakin soal media sosial.

FOTO DAN VIDEO
Saat anak remaja kita punya ketertarikan dengan fotografi dan videografi, sarankan mereka untuk mempelajarinya. Bisa belajar pada kita orangtuanya, bisa juga belajar otodidak atau pun lewat kursus.
Abang dan kakak mempelajari editing foto awalnya dari otodidak (lihat mama dan ayahnya sih seringnya, hehehe..) lalu mereka minta diajari ayahnya bagaimana cara menggunakan adobe photoshop. Abang bahkan sudah mempelajari editing video dengan aplikasi Vegas yang saya sendiri pun belum bisa.

TIPS BAGI ORANGTUA
Sebagai orangtua, kita juga harus ikut menjaga dan memastikan bahwa anak-anak kita sudah melakukan hal yang tepat dan aman. Bagaimana caranya?

KOMUNIKASIKAN
Bicarakan dengan mereka tentang pentingnya kemampuan digital namun pentingnya juga bagi kita sebagai orangtua mereka untuk tahu kegiatan mereka di dunia maya. Ya, mereka tetap punya privasi tentunya, tapi minta mereka untuk selalu bicara dan bertanya kepada kita jika sekiranya ada hal-hal yang perlu kita ketahui.

Pada abang dan kaka, saya selalu mengingatkan bahwa saat ini, saya dan ayah mereka adalah orang yang paling aman untuk mereka ajak bicara, jadi kalau ada apa-apa, jangan segan untuk berkomunikasi dengan kami.

MILIKI JUGA KEMAMPUAN DIGITAL
Sebagai orangtua, wajib hukumnya untuk tahu tentang dunia digital. Pasti sudah banyak orangtua yang emmiliki kemampuan digital yang baik, namun buat yang belum, tak ada kata terlambat buat belajar :).

INGATKAN SOAL KEAMANAN DI DUNIA MAYA
Yes, sama halnya dengan keamanan saat offline, saat online pun dibutuhkan digital security. Ajarkan anak untuk mengunggah hal-hal yang aman, yang nantinya tidak akan membahayakan dirinya, misalnya mengunggah lokasi, mengunggah foto yang vulgar dan memalukan, dst.

Ingatkan anak betapa pentingnya password yang kuat untuk email dan sosial media mereka. Selain itu ajarkan juga tentang anti virus, dll.

PERCAYA
Langkah terakhir adalah berserah diri kepada yang di atas dan percaya pada anak-anak kita. Saat semuanya sudah kita usahakan, berharap saja yang terbaik bagi mereka. Kita tetap waspada namun beri juga ruang bagi anak-anak remaja kita untuk membuktikan diri mereka.
Nah, bagaimana? sudah siap untuk berdiskusi dengan anak-anak remaja kita soal kemampuan digital mereka?. Jangan lupa untuk cari inspirasi lainnya di Skata 1001 Cara Bicara, ya…

*****

0 comments