Yang Bisa Kita Pelajari Dari Film INVENTING ANNA #DigitalPersonalBranding



Sebagai seorang praktisi digital personal branding saya merasa film serial pendek INVENTING ANNA ini bagus untuk kita tonton sebagai bahan pelajaran dan analisa, bahkan kita bisa mengambil beberapa inspirasi dalam film ini untuk kita pakai secara positif dalam membangun digital personal branding kita.

Loh, kok, bisa? Ini kan film tentang penipuan, tentang seorang sosialita palsu? mirip-miriplah dengan TINDLER SWINDLER. Kok, saya malah menyarankan untuk menjadikan film ini sebagai inspirasi? Oke, lanjut baca dulu, ya...

Sebelum masuk ke hal yang ingin saya sampaikan, buat yang belum nonton, saya ceritakan dulu sedikit tentang serial ini, ya. Bagi penonton Netflix pasti sudah tidak asing dengan film serial pendek ini.

SINOPSIS

Serial Inventing Anna mengisahkan tentang terbongkarnya jati diri seorang sosialita gadungan New York yang kemudian kisahnya ditulis oleh seorang wartawan. 

Serial ini sempat tren di Netflix dan saat ini juga masih bisa ditonton. Inventing Anna menjadi serial Netflix nomor 1 di beberapa negara seperti  Kanada, Australia, Italia, Perancis, New Zealand, dan Belanda.

Serial yang diadaptasi dari artikel “How Anna Delvey Tricked New York’s Party People” karya Jessica Pressler ini makin keren karena dibintangi oleh Julia Garner, Anders Holm, Arian Moayed, Anna Deavere Smith, Katie Lowes, Jeff Perry, dan Laverne Cox. 

Menurut saya kesuksesan serial 9 episode ini salah satunya juga karena dipegang oleh tangan dingin Shonda Rhimes, sosok yang selalu menelurkan serial-serial populer, salah satunya favorit saya yaitu Grey's Anatomy. 

Jadi, serial ini bercerita tentang sosok Anna Delvey, diperankan oleh Julia Garner, yang berhasil menarik perhatian kaum elite di New York serta meyakinkan mereka bahwa ia merupakan seorang sosialita pintar serta pewaris dari bangsawan Jerman yang kaya raya. 

Nama asli Anna Delvey adalah Anna Sorokin. Ia adalah warga Jerman yang lahir di Rusia. Masa kecilnya sebenarnya biasa-biasa saja, tidak miskin namun jauh dari kaya raya. Sejak kecil ia sudah bertekad untuk mengubah hidupnya dan menjadi seseorang yang eksis di bidang fashion. Terlihat dari caranya berpakaian sejak kecil, aksen yang ia buat-buat, majalah fashion Amerika yang menjadi panutannya, dst.

Singkat cerita, Anna sudah ada di New York dan berhasil memanipulasi para kaum elite yang eksis di sana dengan berpura-pura menjadi sosialita.

Anna mempersiapkan semuanya dengan matang, penampilannya, pengetahuannya yang mendalam soal seni, fashion, dan hal lainnya. Penampilannya yang sophisticated dan elegan serta merta menarik perhatian orang di sekelilingnya, membuat mereka mau berteman bahkan berbisnis dengannya.

Banyak pihak lalu menjadi korban tipuannya, mulai dari kenalan-kenalannya yang kaya raya, hotel bahkan sampai bank pun bisa ia tipu!. 

Seperti kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Itulah yang kemudian terjadi. Penipuannya yang sepertinya sangat sempurna pelan-pelan mulai terkuak dan bahkan terendus oleh media. Kehidupan glamournya pun berakhir. Anna akhirnya bersalah dan sempat menjadi buronan paling dicari karena telah merugikan banyak pihak hingga ratusan ribu dolar AS. 

APA YANG BISA KITA PELAJARI?

Saya yakin buat pembaca yang sudah nonton serial ini atau yang baru baca sinopsisnya barusan gemesss banget dan juga bingung, kok bisa-bisanya banyak orang pintar, orang kaya, bahkan sampai institusi besar seprti Bank tertipu oleh seorang Anna yang masih muda ini?

Apa mereka terlalu bodoh atau Anna yang terlalu pintar, atau cuma kebetulan, atau..., atau....

Oke, di sinilah pelajaran bisa mulai kita ambil. Ada beberapa hal yang ingin saya highlight :

1. Persiapan dan Konsep yang matang

Yang dilakukan Anna sudah ia persiapkan bahkan sejak ia masih belia. Mungkin di awal ia tidak bermaksud menipu orang lain namun dalam perjalanannya, saat ada hal-hal yang begitu sangat ia inginkan, akhirnya ia terpeleset dan memilih jalan yang salah untuk mewujudkan impiannya. 

Nah, bagaimana kalau kita ambil positifnya saja, kita tiru konsep matang yang sudah ia siapkan bertahun-tahun lamanya? Kita, dengan mengandalkan nilai diri yang benar (bukan palsu!), mengandalkan keterampilan yang sudah kita miliki dan NIAT BAIK, bayangkannnn hasil yang bisa kita capai, ya kannnn...

2. Fake it till you make it

Pernah dengan istilah ini kan, tentang motto bagaimana kita berpura-pura ada di posisi yang kita mau sambil terus berusaha untuk benar-benar mencapainya. Anna pun menjalankan motto ini, lho, namun masalahnya, karena dilandasi dengan intrik, tipu daya, dan lainnya, akhirnya ini malah jadi pedang bermata dua dan berbalik menikamnya.

Jika kita ingin menggunakan cara ini untuk sukses bisa banget. Saya rasa kalian juga sudah tahu maksud saya ya, bahwa fake di sini bukan kepalsuan yang jelek dan jahat, tapi berpura-pura dalam artian yang positif. Ingin menjadi orang sukses, ya pura-pura berlaku seperti kita sudah sukses. Misalnya bangun pagi, olahraga, banyak membaca, banyak ikut training, punya growth mindset, dst.

Atau seperti saran teman saya , ka Arty, seorang MindSlim Coach, yang menyarankan pura-pura langsing bagi yang sedang ingin menurunkan berat badan. Orang langsing biasanya gimana, sih? Makan lebih sehat, olahraga teratur, percaya diri, dst, pelan-pelan kita akan langsing beneran. Seru, ya...

3. Konsistensi & Repetisi

Personal branding is about consistency. Ya, saat ingin mencapai sesuatu termasuki membangun personal brand, salah satu kuncinya adalah konsistensi, dan konsistensi tidak akan tercapai tanpa REPETISI. 

Jadi, kita ambil saja konsistensi yang luar biasa dari Anna, karena apapun yang dilakukan dengan konsisten pasti akan membuahkan hasil. Apalagi yang sedang kita tuju adalah sesuatu yang positif dan memberi manfaat bagi keluarga kita dan orang lain. Insha Allah berkah ...

4. Digital Queen

Pokoknya kelihatan banget kalau Anna itu orang yang digital savvy alias sangat tanggap digital sehingga ia bisa menggunakan dunia digital dengan maksimal untuk membangun 'kredibilitas' palsunya.

Lahhh jangan mau kalah sama Anna, yuk kita bangun kredibilitas kita lewat dunia digital. Maksimalkan dunia digital untuk meluaskan network, untuk menyebarkan informasi positif, serta untuk menghasilkan cuan pastinya...

5. GRIT

Kekuatan dari PASSION yang digabungkan dengan KEGIGIHAN untuk mencapai TUJUAN jangka panjang adalah kunci bagaimana Anna bisa sangat menguasai semua yang dilakukannya. Cara berpakaian, cara bersosialisasi, pengetahuan akan seni dan fashion, pengetahuan akan bisnis, kemampuan digital, dan keterampilan-keterampilan lain yang ia miliki dan ia jalani.

Mungkin Anna sudah membaca buku berjudul GRIT yang ditulis oleh Angela Duckworth yang sangat populer itu dan kemudian ia mempraktekannya, hehehe. Terlepas bahwa ia memilih jalan yang salah tapi intinya ia hampir mencapai impiannya karena ia punya kekuatan passion dan kegigihan yang luar biasa.

Bayangkan, kalau kamu punya tujuan buat diri sendiri, keluarga, dan orang-orang tercinta. Tujuan untuk yang baik dan mulia, lalu untuk mencapainya kita menggunakan indikator GRIT ini.


Menurut Angela Duckworth (bersumber dari Kajian Pustaka) ada beberapa indikator yang dapat memperlihatkan jika kita punya GRIT yang baik. Kita bahas singkat ya di sini.

PASSION

Passion atau hasrat akan muncul ketika kita sangat menyukai pekerjaan yang saat ini kita lakukan. Selain itu, kita juga mampu untuk memicu diri kita supaya tekun terhadap pekerjaan tersebut dengan adanya passion

Seseorang yang memiliki hasrat akan merasakan senang setiap kali melakukan aktivitas yang disukainya. Dengan hasrat seseorang akan lebih bergairah dan bersemangat dalam menjalankan aktivitasnya.

Perasaan bergairah, bersemangat, senang, dll tersebut akan muncul dari dalam diri sendiri tanpa harus mendapatkan dukungan dari luar. Selain itu ia juga mudah untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai. Jika pun ada hambatan atau tantangan, ia lebih cepat mendapat solusi untuk mengatasinya.

PRACTICE

Bentuk dari ketekunan atau perseverance antara lain adalah disiplin dalam keseharian untuk mencoba melakukan sesuatu yang lebih baik lagi dari sebelumnya. 

Ketika seseorang telah menemukan kegiatan yang sesuai dengan minatnya, maka orang tersebut perlu mengembangkan dengan cara fokus dan penuh perhatian untuk mengasah keterampilannya itu. 

Seseorang akan selalu mengulang dengan tekun agar mahir dan menguasai apa yang diharapkannya. Ia pantang menyerah dan terus berusaha melatih diri agar kemampuan yang dimiliki lebih baik dan berkembang lebih optimal. Berbagai aktivitas dan kegiatan selalu dicoba dan dilakukan untuk pengembangan dirinya.

Intinya 'keukeuh' atau 'ngotot' serta memaksa diri untuk terus berlatih sampai tujuan kita tercapai.

PURPOSE

Indikator berikutnya adalah seseorang memiliki tujuan yang akan dicapai dan tujuan tersebut bersifat jelas dan terarah. Ia tidak main-main dengan tujuan tersebut, sehingga saat melakukan tindakan agar terwujudnya tujuan tersebut, orang tersebut akan terus berusaha keras. 

Karena seseorang dengan minat tetapi tidak memiliki tujuan akan sulit mempertahankan minatnya seumur hidup sehingga orang tersebut perlu untuk mengidentifikasi kegiatan yang sesuai dengan minatnya dan secara bersamaan memberikan manfaat bagi orang lain.


Bagaimana? sekarang sudah terbayang, ya, mengapa Anna bisa sempat meraih tujuannya? dan kebayang juga ya bagaimana kita bisa mengambil pelajaran dari Anna dan justru mempraktekannya dengan cara yang positif untuk perkembangan diri kita termasuk digital personal branding kita.

Semoga tulisan ini bermanfaat. Kalau ada opini-opini saya yang kurang pas, yang diskip aja, yes, ambil yang kamu mau aja :)


Sampe ketemu di postingan selanjutnya !


*****

0 comments