Belum Terlambat Untuk Memaksimalkan Resolusi 2023 Kita. Yuk, Baca Langkah-langkahnya ...
Bukan hal yang mudah untuk kembali memulai, tapi saat kembali memulai, rasanya tujuan-tujuan saya menjadi lebih dekat. |
Ngga terasa udah bulan Agustus aja, ya? Sudah lebih dari setengah tahun kita jalani di 2023 ini. Saya pengen ngomongin soal resolusi. Yep, mungkin kedengerannya agak-agak gimana gitu, ya, udah tengah tahun masih ngomongin resolusi aja. Bahkan beberapa orang yang saya kenal bilang bahwa sudah beberapa tahun terakhir ini mereka berhenti bikin resolusi. Buat apa capek-capek bikin resolusi kalau tiap tahun sebagian besar resolusinya sama, alias ngga banyak goals yang tercapai dan akhirnya harus jadi resolusi di tahun berikutnya? Begitu kira-kira alasannya.
Saya pun sempat berhenti bikin resolusi karena alasan yang sama. Namun, namanya hidup, harus punya tujuan dan mimpi, punya target besar maupun kecil yang ingin dicapai, sehingga kehidupan kita menjadi lebih bermakna dan berwarna.
Dulu saya termasuk penganut, “let it flow, biarkan mengalir saja, biarkan berjalan apa adanya, biarkan ke mana hidup membawa ” Niatnya mau hidup sederhana dan penuh syukur, namun alih-alih saya malah merasa tak banyak progress yang terjadi dalam hidup, tidak berdampak lebih juga buat orang lain. Dan kebetulan (ups, maaf, tidak ada yang kebetulan di dunia ini), saya ralat ya, dan di saat yang tepat, saya bertemu seorang guru yang mengingatkan bahwa manusia punya tugasnya masing-masing dan harus berusaha menemukan apa tugas dan manfaatnya di dunia dan harus mencari jalan terbaik untuk menunaikan tugas tersebut.
Akhirnya, saya kembali membuat resolusi, tujuan, dan target-target yang ingin saya lakukan dalam hidup saya, tidak mesti tahunan. Saya bahkan memecahnya menjadi per 3 bulan. Dan sejak saat itu, setiap 3 bulan saya merasa hidup saya dan orang-orang terdekat saya pun ikut berubah, ke arah yang jauh lebih baik.
Mewujudkan resolusi yang belum tercapai pastinya memerlukan komitmen, disiplin, dan perencanaan yang baik. Saya ingat, pas banget tadi malam sebelum menulis artikel ini, saya menonton video Simon Sinek, ada kalimatnya yang bagus sekali untuk mengingatkan kita yang tanpa sadar mulai melunak dengan tujuan-tujuan kita karena merasa terlalu sulit, terlalu banyak halangan, dst.
“Everything that you get, comes at a cost. And the only question is, is the cost worth it? People who’ve done extremely well, and the question is at what cost?” Kena banget, kan? Karena kenyataannya banyak dari kita, termasuk saya, yang ingin mencapai mimpi atau sangatttt menginginkan sesuatu, tapi kadang nggak mau bayar. Kurang ajar, kan? Hahah..
Contohnya, nih, banyak orang bilang kalau mau langsing harus punya kemauan yang kuat, harus mau banget.. nah, menurut saya, saya inginnn banget langsing, ingin sekali menurunkan berat badan. Tapi ternyata ingin sekali dan punya kemauan kuat aja tidak cukup. Saya harus mau bayar. Ya bayar dengan kerja keras seperti olahraga, mengatur makanan, membatasi kalori, tahan diri dengan cemilan-cemilan yang menggoda iman, dst. Makanya belum maksimal hasilnya, turun BB cuma dikit-dikit, lha wong bayarnya nyicil-nyicil, kadang malah nunggak sampe kena denda (baca: berat badan balik lagi).
Jadi sama aja seperti saat kita lihat seseorang sukses dan kita ingin sekali sukses juga, tapi kita ngga mau membayar dengan bekerja keras seperti orang yang sukses tersebut, ya sama aja kita pengen banget punya tas Hermes misalnya, trus kita datang ke counternya dan nunjuk tas yang kita inginkan, pas dikasih tahu harganya kita tetep pengen abis tasnya cakeppp bangett, tapi kita ngga mau bayar. Lah gimana??
Masih nyambung dengan kata-kata Simon Sinek, menurut saya yang kita perlukan untuk bisa mencapai banyak tujuan adalah dengan memiliki yang namanya GRIT. Konsep grit ini diperkenalkan oleh seorang psikolog bernama Angela Duckworth.
Grit kurang lebih bisa kita artikan sebagai ketabahan, kegigihan, dan 'kekeukeuhan' di mana seseorang bisa menahan suatu rintangan, cobaan, dan hambatan dalam jangka waktu lama.
Menurut Angela, untuk memiliki Grit salah satunya dimulai dengan punya growth mindset atau pola pikir berkembang. Kapan-kapan kita bahas khusus soal ini di artikel lain yaa...
Nah, balik lagi ngomongin soal resolusi 2023. Kalau teman-teman merasa banyak goals yang belum tercapai, seperempatnya aja belum apalagi setengahnya. Jangan patah semangat. Jangan merasa terlanjur. Justru teman-teman ada di saat yang tepat untuk memulai kembali. Karena pastinya bukan kebetulan teman-teman membaca artikel ini.
So, berikut adalah langkah-langkah yang dapat kita ikuti untuk kembali semangat dan mencapai resolusi kita:
Refleksi: Pertama-tama, refleksikan kembali mengapa kita membuat resolusi tersebut dan mengapa itu sangat penting bagi kita. Pahami alasan di balik resolusi kita dan dampak positif yang akan kita rasakan jika berhasil mencapainya, dan…bagaimana rasanya saat kita TIDAK berhasil mencapainya.
Tulis tujuan-tujuan kita. Menurut saya, kalau tidak ditulis berarti tidak penting.. |
Buat Tujuan yang Spesifik dan Terukur: Ubah resolusi kita menjadi tujuan yang lebih spesifik dan terukur. Misalnya, jika resolusi kita adalah "berolahraga lebih sering", ubah menjadi tujuan yang lebih konkret seperti "olahraga 3 kali seminggu selama minimal 45 menit setiap kali".
Pecah Menjadi Langkah-Langkah Kecil: Bagi tujuan kita menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah diukur dan dikejar. Ini akan membantu kita menghindari rasa kewalahan dan membuat kemajuan yang lebih nyata. Seperti yang saya ceritakan di atas, saya membuat resolusi per 3 bulan dan hal yang saya lakukan pun bukan hal besar, tapi jelas dan selalu terasa progress-nya.
Buat Rencana Tindakan: Buat rencana tindakan yang jelas untuk setiap langkah kecil. Tentukan kapan, di mana, dan bagaimana kita akan melaksanakan langkah-langkah tersebut. Rencana yang baik akan membantu kita tetap terorganisir dan fokus.
Buat Jadwal Rutin: Tentukan jadwal rutin untuk melaksanakan tindakan-tindakan kita. Menjadwalkan waktu khusus untuk tujuan kita akan membantu kita memprioritaskan aktivitas yang mendukung pencapaian resolusi. Jadwal rutin pun tak perlu terlalu ambisius tapi pastikan jadwal tersebut akan membawa perubahan. Seperti saya dengan proyek buku saya, sebelumnya saya menjadwalkan dalam sehari harus mengerjakan buku selama 5 jam, hasilnya dua tahun buku saya ngga kelar-kelar. Saat saya memulai lagi dan membuat jadwal menulis buku hanya 1-2 jam per hari, dalam satu bulan buku saya bahkan sudah mencapai 70 persen.
Di ruang kerja saya ada jadwal dan beberapa pengingat soal tujuan2 saya. |
Cari Dukungan: Berbicaralah dengan teman, keluarga, atau bahkan bergabung dengan komunitas yang memiliki tujuan serupa. Dukungan sosial dapat memberikan dorongan motivasi dan akuntabilitas. Banyak orang yang “mudah terpengaruh” secara positif, termasuk saya. Di mana jika saya berada dekat dengan orang-orang yang rajin berolahraga, saya akan semangat olahraga, dekat dengan orang-orang yang punya mental sukses, semangat saya pun ikut terbakar.
Lihat Kemajuan Kita: Secara rutin tinjau kemajuan yang telah kita capai. Catat pencapaian-pencapaian kecil yang sudah kita raih. Ini akan memberikan kita rasa prestasi dan semangat untuk terus melanjutkan dan bisa segera mengubah strategi saat ada hal yang ngga on track.
Hadapi Hambatan: Kenali hambatan yang mungkin muncul dalam perjalanan kita dan buat strategi untuk mengatasinya. Ini bisa berupa godaan, kelelahan, atau hal-hal lain yang bisa menghalangi dan mematahkan semangat kita. Cara menghadapi hambatan adalah dengan mengenali hambatannya sehingga kita bisa menemukan solusinya. Ada hal sederhana dan lucu yang saya temukan dalam proses saya mengenali hambatan-hambatan saya. Ternyata, saat saya belum mandi, atau sedang kegerahan, semangat saya mudah sekali turun, mood jadi jelek, dll. Awalnya saya merasa bahwa saya kelelahan atau memang apa yang sedang saya kerjakan terlalu sulit, namun setiap kali saya usai mandi, tiba-tiba saja semangat saya kembali. Saya sampai membuat reminder dengan post-it yang saya taruh di meja saya, tulisannya kurang lebih seperti ini : Kalo elo capek, mood jelek, males kerja, dll, MANDI ZATA !!! (Plis jangan ketawa, ya…)
Jaga Semangat: Cari sumber inspirasi dan motivasi yang dapat membantu kita tetap termotivasi. Ini bisa berupa membaca buku, mendengarkan konten inspiratif, dan kalau buat saya, nonton serial favorit saya di IndiHome dan Netflix.
Bersabar: Ingatlah bahwa mencapai tujuan memerlukan waktu dan usaha. Jangan putus asa jika kita mengalami kemunduran atau kesulitan. Tetaplah bersabar dan teruslah berusaha. Udah tahu, ya? Kan cuma ngingetin, hehe..
Adaptasi dan Evaluasi: Di beberapa titik, kita mungkin perlu mengevaluasi ulang rencana kita. Apakah ada bagian yang perlu disesuaikan? Apakah tujuan kita masih relevan? Jika ada perubahan dalam situasi atau prioritas, jangan takut untuk mengadaptasi rencana kita. Tenang saja, hidup penuh dengan perubahan, termasuk goals kita, kalau mau diganti, ya silakan bangettt…
Ingatlah bahwa perjalanan menuju pencapaian resolusi bukanlah garis lurus yang sempurna. Tapi dengan komitmen, ketekunan, dan strategi yang tepat, kita dapat kembali semangat dan berhasil mencapai resolusi kita. Seperti yang sering saya sampaikan di kelas/workshop saya ada yang namanya metode SOSTAC yang bisa membantu kita mencapai tujuan kita termasuk resolusi kita. Teman-teman bisa ikutan kelas saya tentang personal branding tapi di dalamnya ada materi tentang bagaimana kita mewujudkan mimpi kita menggunakan SOSTAC model ini.
Bisa lihat link kelasnya DI SINI, ya…
Sampe ketemu di artikel selanjutnya!
0 comments