Bekal Menjadi Dewi Rumah Tangga Lewat Rumah Inovasi Philips...



17 Desember 2014 lalu saya diundang untuk berkunjung dan ngobrol di RUMAH INOVASI PHILIPS  yang bertema ‘Membawa Keluarga Hidup Lebih Sehat dan Nyaman.’ 

Wahh, kebetulan sekali, ini sesuai dengan resolusi tahun 2015 saya, yaitu menjadi Domestic Goddess alias Dewi Rumah Tangga, hehehe…

Seperti yang saya tulis di sini, di tahun depan saya ingin lebih mendedikasikan waktu dan tenaga saya untuk menjadi ibu rumah tangga yang lebih baik lagi. Anak pertama saya sebentar lagi masuk SMP, anak ke dua saya sudah menjadi gadis abege, dan saya masih mempunyai si bungsu yang sedang lucu-lucunya, saya ingin berbuat yang terbaik untuk mereka dan tentu saja demi suami dong, ya… Saya ingin bisa masak sehat dan enak, saya ingin rumah lebih rapi dan terawat, tentunya dengan bantuan si mbak dan peralatan yang mendukung agar saya tetap punya waktu untuk diri sendiri, untuk me time dan tentu saja aktualisasi diri.

belajar soal perawatan tekstil bersama mas Fahmi
Di Rumah Inovasi Philips saya belajar banyak hal mengenai homekeeping, misalnya bagaimana menjaga pakaian sesuai dengan bahan-bahannya yang dipandu oleh Fahmi Muhammad, seorang ahli tekstil dari Institut Kesenian Jakarta. Dengan peralatan yang tepat seperti setrika uap atau pengering pakaian maka pekerjaan menyetrika menjadi lebih mudah. Dari mas Fahmi, saya pun makin mengerti bahwa tidak semua jenis bahan pakaian boleh disetrika, Ini bisa dicek dari label care instruction di bagian dalam pakaian. Baju kemeja dan seragam dari bahan katun atau katun campuran sebaiknya selalu disetrika. Untuk sweater, baju olahraga serta pakaian dalam cukup segera dilipat setelah kering dijemur. Untuk syal dan scarf sebaiknya disetrika dengan panas rendah, bahkan scarf dari bahan polyester-blend atau silk-blend serta inner/headband berbahan elastik tidak perlu disetrika karena saat dijemur akan ‘tertarik’ oleh berat air dan ketika kering sudah tidak terlihat lagi serat-serat leceknya. Untuk baju rumahan cukup segera dilipat saat diangkat dari jemuran atau pengering pakaian; kalau diangkat lalu ditumpuk dulu di keranjang (alih-alih segera dilipat) malah akan membuat bajunya tambah lecek sehingga harus disetrika.

belajar masak bersama Chef Yuda, yumm...
Begitu pula dengan memasak dan menyediakan makanan sehat untuk keluarga. Chef Yuda Bustara memberi inspirasi buat saya dalam hal masak-memasak. Bagian yang seringkali paling merepotkan dalam memasak adalah saat harus merajang dan memarut bumbu, menggoreng serta merebus daging agar empuk. Agar praktis, pilih alat dapur dan alat masak yang meringankan pekerjaan ini. Blender atau food processor yang powerful sangat membantu dalam menyediakan stok bumbu dasar di dapur, tidak perlu lagi repot merajang, memarut serta mengulek bumbu. Blender juga memudahkan kita saat menyediakan stok puree buah dan sayuran untuk MPASI si kecil. Untuk yang suka minum smoothies akan lebih mudah disiapkan dengan blender. Smoothies yang diblender lebih sehat pula karena serat buah dan sayuran yang penuh manfaat tersebut ikut diminum, tidak hanya sari buahnya saja. 

Air fryer, still in my wish list!
Nah, salah satu yang paling inovatif buat saya adalah air fryer untuk menggoreng.  Hasil gorengan seperti french fries pun terasa sama renyahnya seperti kalau digoreng deep-fry. Cocok sekali dengan resolusi saya yang ingin membuat masakan yang lebih sehat untuk keluarga, serta keinginan saya untuk mengurangi minyak agar angka timbangan bisa terus turun :)

Untuk menyiapkan olahan lauk daging dan ayam, bisa menggunakan panci pressure cooker yang memanfaatkan panas bertekanan tinggi untuk mengempukkan daging dalam waktu singkat. Tinggal masukkan bumbu, air serta potongan daging sapi atau ayam sejumlah stok lauk yang dibutuhkan, masak 30 menit dengan pressure cooker lalu simpan lauk per porsi dalam wadah atau dibungkus aluminum-foil. Saat akan dihidangkan, tinggal memasak hidangan sayur lalu mengeluarkan lauk per porsi tersebut untuk dipanggang dalam toaster-oven atau dikukus.

Bincang-bincang mengenai alergi bersama dokter Iris.
Dalam kesempatan bincang-bincang di Rumah Inovasi ini juga ada topik mengenai  pencegahan debu dan tungau yang dibawakan oleh Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI. Ini sangat penting buat saya apalagi karena suami dan anak ke dua saya alergi terhadap debu.  Di sini saya belajar mengenai pentingnya menjaga rumah bebas dari debu agar sehat dan nyaman. Contohnya, sebaiknya tidak menggunakan kemoceng untuk membersihkan permukaan perabotan dan jendela karena hanya akan memindahkan debu ke permukaan lain dan debunya beterbangan kemana-mana. Sebagai gantinya, gunakan lap basah yang diberi sedikit cairan pembersih.  Dengan lap basah, debu di permukaan perabotan langsung terangkat tanpa terbang kemana-mana. Untuk membersihkan lantai dan karpet, penggunaan mesin penghisap debu (vacuum cleaner) adalah pilihan yang tepat. Lebih baik lagi jika menggunakan vacuum cleaner dengan HEPA filter agar partikel debu terkecil pun mampu terperangkap. Usai dibersihkan dengan vacuum cleaner, lantai langsung dipel agar sisa lapisan debu yang tertinggal ikut terangkat.

Ada 4 tips mencegah alergi yang disampaikan oleh dokter Iris, yaitu:
1. Mengganti dan mencuci sprei dengan air panas minimal seminggu sekali.
2. Membersihkan sofa dan karpet dengan vacuum cleaner.
3. Menghindari benda-benda yang menjadi tempat menumpuknya debu seperti boneka berbulu, buku, dan bantal.
4. Memakai sprei yang terbuat dari bahan khusus, yang pori-porinya sangat rapat sehingga tidak dapat dilalui oleh tungau debu rumah.  

Pemilihan jenis perabotan dan dekorasi rumah pun tidak kalah pentingnya. Ada beberapa jenis bahan dan kain sofa, tirai jendela serta karpet yang cenderung memerangkap debu; bahan-bahan itulah yang sebaiknya dihindari. Sebagai gantinya, bisa dipilih sofa dari bahan kulit imitasi dan menggunakan sarung bantal, seprai kasur, selimut, taplak serta tirai jendela dari bahan yang mudah dicuci. Sebaiknya kita meminimalisir pemakaian karpet untuk dekorasi rumah. Penataan meja-kursi, lemari, pajangan serta rak buku di rumah pun perlu diperhatikan agar tidak menyisakan celah-celah sempit yang menjadi tempat bersarangnya debu. Untuk mainan si kecil, alih-alih meletakkannya berjejer di rak, kita bisa menggunakan box plastik besar untuk wadah penyimpanan mainan agar mainannya tidak menjadi sarang debu. Sirkulasi udara dalam rumah juga tak kalah pentingnya. Setelah rumah dibersihkan, sebenarnya masih ada sisa lapisan debu mikroskopik yang tertinggal. Sirkulasi udara yang lancar akan mengangkat debu-debu tersebut ke luar rumah. Pintu dan jendela pun sebaiknya rajin dibuka agar sinar matahari dapat masuk dan mematikan kuman-kuman yang terbawa oleh debu.

Hanya beberapa jam ngobrol dengan para pakar di Rumah Inovasi Philips dan bercengkrama dengan para mama lainnya di sana saya mendapatkan banyak sekali ilmu yang bisa menjadi bekal saya di tahun 2015 untuk menjadi  wanita, ibu serta istri yang lebih baik..

yup!, sepertinya saya siap menjadi Dewi Rumah Tangga di tahun 2015 ini :D

Inspirasi: 

2 comments

  1. hore, akhirnya publish juga :)
    tfs yah... ada yg dibawa pulang ngga produk2nya? :))

    BalasHapus
  2. godies-nya bantal lucu, tapi blm bruntung bawa pulang doorprize, padahal doorprizenya banyak dan gede2, hihihi...

    BalasHapus