Makin Berdaya dan Tumbuh Bersama di 80 Tahun Sinar Mas

Ini boneka DIY yang saya buat untuk ulang tahun ponakan :), gak perlu beli kado lagi kan, hemat :)

“Ma, besok aku nggak usah dikasih uang jajan, ya,” ucap saya suatu ketika. Saat itu saya masih duduk di bangku sekolah dasar. 

“Lho, kenapa?,” tanya mama penasaran. Saya mengeluarkan dua buah tempat pensil yang terbuat dari kain perca dari dalam tas sekolah saya dan menunjukannya pada mama. 

“Aku kemarin bikin empat, eh, yang dua dibeli sama temen sekelasku.”

Saya ingat sekali rasa puas dan bangga saat itu, saat hasil karya saya dihargai bahkan sampai dibeli oleh orang lain. Dan yang paling bikin saya bahagia, saya merasa sudah membantu meringankan beban mama karena tak perlu lagi memberi saya uang jajan.

Hobi saya membuat handycraft alias kerajinan tangan tersebut terbawa sampai besar. Meski tak selalu menjadikannya barang jualan, saya sangat menikmati hobi ini. Saat anak-anak masih kecil, saya sering membuatkan mereka mainan, perlengkapan edukasi seperti puzzle, boneka, dll.

Saya juga mengagumi beberapa teman yang menjadikan handycraft sebagai usahanya seperti teman blogger saya, Waya Komala, yang keren banget dengan bisnis helloayko miliknya. 

Nah, ngomongin soal handycraft, saya jadi ingat dengan Mitra Kreasi Handycraft, sebuah usaha kecil mikro dan menengah yang berlokasi di Serang, Banten. UMKM  ini berhasil mengubah limbah kertas dan kardus bekas menjadi kerajinan tangan berkualitas ekspor dan bernilai ekonomi tinggi.

Wahh.., ini peluang juga buat ibu-ibu seperti kita (dan bapak-bapak juga tentunya), apalagi yang memang hobi dan tertarik dengan kerajinan tangan dan ingin menghasilkan dari kegiatan tersebut.

Jadi, perjalanan Mitra Kreasi Handycraft menjadi sebuah UMKM yang sukses tak lepas dari peran PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.(IKPP) atau Sinar Mas yang memberikan dukungannya sebagai bentuk dari CSR mereka.

CSR atau Corporate Social Responsibility adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Biasanya kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan yang  dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, dst. Kegiatan yang diadakan pun yang sifatnya berkelanjutan.

Tahun 2009, Farid, ketua kelompok Mitra Kreasi Handycraft bertemu dengan tim community development PT IKPP. Saat itu, pihak perusahaan meminta Farid membuatkan kerajinan tangan dari limbah kertas dan kardus bekas dari produksi PT IKPP Serang. Saat itu, ayah tiga orang anak ini tengah menjalani masa sulit karena kehilangan pekerjaannya.

Sebelum produksi berlangsung, Farid dan kelompoknya terlebih dulu mendapatkan pelatihan bagaimana membuat barang-barang kerajinan tangan secara gratis. Ia tidak langsung menikmati keberhasilan. Pada awal produksi, karya yang dihasilkan masih belum rapi. Produknya sempat ditolak karena tidak layak. Namun, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. tidak pergi begitu saja, ia terus mendapatkan banyak masukan dan pelatihan.
Kegiatan di rumah pintar


Dengan komunikasi dan pendampingan yang intensif, akhirnya Mitra Kreasi berhasil menghasilkan produk sesuai dengan standar dan permintaan perusahaan. Bersama kelompoknya, ia menghasilkan kerajinan tangan berupa kantong belanja, miniatur kapal pinisi dan becak, aneka stationery set, dan banyak lagi. 

Harga produk daur ulang karya Mitra Kreasi bervariasi, tergantung pada ukuran dan tingkat kesulitan pengerjaannya. Produk paling murah, kantong kertas, dijual Rp 3.000 per unit. Miniatur becak seharga Rp 80.000 per unit. dan badak dari kertas seharga Rp 90.000 per unit. Miniatur kapal pinisi setinggi 1 meter, panjang 1,2 meter, dan lebar 30 sentimeter jadi produk termahal, yaitu Rp 700.000 per unit.

Mitra Kreasi Handycraft setiap bulannya menghasilkan hingga 200 unit kapal pinisi dan 1000 kantong kertas, buah tangana 20 orang warga sekitar yang mereka pekerjaan dengan pendapatan setiap orang mencapai Rp1,2 juta per bulan.

Wah, menjanjikan sekali ya kalau kita bisa menjadi seperti pak Farid dan warga yang dibina oleh Sinar Mas.

Sinar Mas juga punya Rumah Pintar yang pengelolaannya berbasis komunitas. Sinar Mas melihat keberadaan Rumah Pintar di sekitar fasilitas produksi yang dikelola pilar bisnisnya, tersebar di sejumlah wilayah akan sangat efektif memberdayakan potensi kaum perempuan dan anak-anak. Sembari mewujudkan masyarakat yang berpengetahuan dan sejahtera, sekaligus pula menyelaraskannya dengan upaya mencapai Sustainability Development Goals (SDGs).

Di Rumah Pintar, para ibu dan anak berkesempatan mengikuti aneka pelatihan pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Ragamnya tercermin dari fasilitas yang tersedia di Rumah Pintar, seperti Sentra Komputer, Sentra Bermain, Sentra Kriya, Sentra Anggrek, Sentra Buku, Sentra Panggung dan Sentra Audio Visual. Masing-masing sentra dibina tutor berpengalaman di bidangnya.

Di Sentra Kriya, ibu-ibu mendapatkan pelatihan kerajinan tangan bernilai ekonomi sehingga berkesempatan memanfaatkannya guna mendapatkan penghasilan tambahan. Sedangkan anak-anak dapat belajar sambil bermain di Sentra Buku dan Sentra Audio Visual. Segenap aktivitas di Rumah Pintar berlangsung cuma-cuma atau gratis. Para pendamping, secara berkala juga mendapatkankan pelatihan untuk memperkuat kapasitas mereka. Keren banget, yaa....

Saat para ibu belajar, anak-anaknya bisa bermain dan membaca buku.

Bicara soal Sinar Mas, selama 80 tahun ini, Sinar Mas sudah melakukan kegiatan program berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Di bidang pemberdayaan masyarakat, Sinar Mas mendirikan Rumah Kreatif yang menggandeng warga dalam menggali, melestarikan, dan memanfaatkan potensi ekonomi seni dan budaya di Kabupaten Humbang Hasundutan, dekat Danau Toba, Sumatera Utara. Sementara di Serang, Banten, ada pelatihan untuk UMKM bersama Mitra Kreasi Handycraft seperti yang saya ceritakan di atas tadi.

Tak hanya itu, dalam bidang pendidikan pun, lewat  Eka Tjipta Foundation, Sinar Mas telah mendirikan ratusan sekolah untuk anak-anak karyawan dan masyarakat sekitar perkebunan sawit yang dikelola oleh Sinar Mas. Kerennya, meski adanya di pedalaman, sekolah tersebut telah berstandar nasional, lho. Sinar Mas juga mendirikan ITSB (Institute Teknologi dan Sains Bandung) dan Politeknik Berau Coal. 

Di sektor lingkungan, Sinar Mas melakukan peremajaan perkebunan kelapa sawit, pertanian organik—dengan mengajarkan masyarakat bercocok tanam dengan memanfaatkan pekarangan yang terbatas, dan menginisiasi Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dengan membimbing warga sekitar untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. 

Sinar Mas juga mendukung UMKM untuk berkembang dengan memberikan kredit kemitraan dan pinjaman melalui Danamas dan Bank Sinar Mas. Selain itu, di Mojokerto, salah satu pabrik kertas Sinar Mas, juga memberdayakan pedangan keliling yang kerap masuk ke area pabrik, dengan mengorganisir mereka dalam program Rombong Biru dan memfasilitasi mereka dengan seragam dan gerobak untuk berjualan. 

Ahhh.., saya selalu salut dengan perusahaan yang give back ke community-nya bersifat sustainable seperti yang dilakukan oleh Sinar Mas ini. Sinar Mas tidak hanya mengembangakan perusahaannya sendiri namun mengajak segenap karyawan serta masyarakat untuk #TumbuhBersama.

Mau tahu lebih banyak soal program CSR Sinar mas, langsung aja klik di sini, ya ...


*****

2 comments

  1. Keren banget program CSR Sinar Mas ini ya
    Semoga bias ditiru perusahaan2 lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, seneng ya kalo program CSR perusahaan berkelanjutan begini...

      Hapus