Personal Branding untuk Pemilik UKM


Ternyata masih banyak pemilik usaha kecil dan menengah yang menganggap branding hanya perlu bagi usahanya dan tidak buat dirinya sebagai pribadi. Padahal branding untuk diri sendiri atau personal branding punya peranan penting dalam mengembangkan usaha agar bisa stand out dibanding para kompetitor.

Personal branding pun bisa kita gunakan untuk membangun tak hanya satu atau dua bisnis saja. Saat kita sudah semakin dikenal dan dipercaya karena personal branding yang tepat, kita bisa mendapatkan pelanggan baru, kerjasama baru serta tentu saja kita bisa membuat usaha-usaha baru yang lebih menjanjikan.

Contoh pemilik UKM yang sukses dengan personal branding-nya adalah Diana Rikasari. Diawali dengan usaha sepatu miliknya yaitu UP!, dengan personal branding yang tepat dan bagus, ia pun bisa merilis usaha-usaha lainnya, salah satunya clothing line Schmileymo.

Kabar baiknya, di era digital sekarang ini, di mana media sosial dan internet sudah sangat meluas dan membudaya, menjadi cukup mudah dan murah bagi kita untuk melakukan personal branding ini.

Ada beberapa cara sederhana untuk mulai membangun personal branding kita...

TENTUKAN PERSONAL BRANDING YANG KITA INGINKAN
Biasanya kita selalu punya gambaran ideal sebagai apa kita ingin dipandang orang. Hal itulah yang harus kita tentukan lebih dahulu. Misalnya saya ingin orang melihat saya sebagai seorang content creator yang bisa diandalkan, yang punya hasil karya bagus, dan tentu saja saya ingin orang lain terutama calon pelanggan saya menganggap saya keren, misalnya.  

Lalu bagaimana cara menentukan deskripsi yang kita inginkan? Tulis di kertas tentang hal-hal positif yang menggambarkan diri kita, terutama hal-hal yang berkaitan dengan usaha serta kemampuan yang kita miliki. 

Bayangkan hal-hal positif tersebut juga dipikirkan orang tentang kita. Saat orang ingat kita, mereka akan ingat hal-hal positif tersebut serta mengingat bisnis yang kita miliki.

Usahakan menggambarkan diri kita sedetail mungkin. Tapi ingat, saat mendeskripsikan diri serta apa yang kita ingin orang pikirkan tentang kita, jujurlah dan sesuaikan dengan sifat dan kemampuan asli kita yang bisa dijual.

Jangan misalnya mentang-mentang saya punya bisnis jilbab syar'i lalu saya membranding diri saya sebagai orang yang sangat religius (padahal sebenarnya tidak). It's a big no no !

TENTUKAN PLATFORM YANG SESUAI
Oke, kita sudah punya konsep personal branding yang kita inginkan. Lalu apa? Langkah selanjutnya tentukan platform yang akan kita gunakan untuk menyebarkan brand diri kita. 

Dua platforms yang saya sarankan adalah website/blog dan media sosial instagram (diikuti oleh media sosial lainnya). Web sebaiknya menggunakan nama kita, misalnya saya Zata Ligouw, ya web saya www.zataligouw.com. Kenapa? Agar saat orang mencari nama kita di Google, website atau blog tersebut akan ditemukan sehingga menambah kredibilitas kita sebagai persona.

Lalu kenapa instagram? ya karena saat ini media sosial inilah yang paling populer di Indonesia. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh the Asian Parent tahun 2018 menunjukan bahwa instagram adalah platform media sosial yang paling diminati oleh kaum ibu digital.

Later.com bahkan menulis instagram sebagai "the new home page" karena akhir-akhir ini orang cenderung mencari suatu bisnis maupun personal bukan lewat Google tapi lewat instagram.

Setelah kita memiliki dua platform di atas dan sudah bisa menghandlenya dengan baik, tambahkan lagi media sosial lain seperti twitter, facebook, dll.

STORYTELLING
Sama halnya untuk bisnis kita, untuk personal branding  pun kita perlu menggunakan storytelling. Orang selalu tertarik untuk mengetahui perjalanan hidup kita, bagaimana awalnya kita memutuskan untuk membuka bisnis kita, bagaimana perjuangannya, kiat-kita dalam mengurus bisnis sambil tetap menjadi ibu yang selalu ada buat keluarga dan anak-anaknya, dst, dst.

Sampaikan cerita kita lewat blog dan instagram. Buat tips mengenai cara membangun usaha misalnya. Bisa juga tuliskan pengalaman bagaimana kita mencari modal tambahan atau pun mengelola bisnis saat belum punya karyawan.

PROFESIONAL DAN KONSISTEN
Saat kita sudah memutuskan untuk membranding diri kita, konsistenlah untuk menggunakan semua platform dengan menggunakan nama asli kita. Samakan nama di akun instagram, twitter, facebook, blog, dan seterusnya.

Jangan misalnya di website sudah benar www.zataligouw.com lalu akun instagram @zataligouw, tapi saat buat twitter saya memakai nama akun @zatacantik misalnya, alay banget ngga, sih, hihihi..

Oke, itu tadi beberapa kiat sederhana yang mudah-mudahan berguna dan bisa kita lakukan untuk membranding diri kita sebagai pemilik usaha, sebagai pekerja paruh waktu, sebagai content creator, dsb, dsb.

Sampai bertemu di artikel selanjutnya!

Saya dan Diana Rikasari di acara Singapore Digital Fashion Week.
*****

2 comments

  1. wah ini, masalahnya sekarang banyak orang yang membranding dirinya dengan kepalsuan. tidak jujur dan sesuai dengan sifat dan kemampuan aslinya. disitu saya sering merasa tertipu, hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah kalo situasinya seperti itu, waktu dan kualitas orang tersebut akan terlihat seiring berjalannya waktu. kalo brandingnya palsu, ya kayaknya sih gak akan bertahan lama juga kan :)

      Hapus