Tips Hemat Sesudah Lebaran




Pfiuhhh..

Usai sudah segala kerempongan Lebaran. (Kalau kebahagiaan, kesenangan, serta keseruannya, sih, gak perlu diceritain lagi, yah...). Kini saatnya kembali ke dunia nyata, hihihih..

Selesai lebaran, sudah harus kembali beres-beres rumah dengan usaha ekstra karena mbak ART masih mudik, saya pun masih harus ekstra usaha untuk menata keuangan agar kembali 'normal'. Yup, saya dan suami sekarang sama-sama bukan pekerja kantoran lagi sehingga keuangan kami pun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Sudah dua tahun terakhir saya kembali serius menggeluti dunia blogging, yang artinya pendapatan saya masuk kategori freelancer. Suami saya pun baru dua bulan lalu memutuskan resign sebagai produser di salah satu televisi swasta dan beralih profesi menjadi pebisnis ayam lewat bendera "Tukang Ayam & Co." miliknya yang bekerjasama dengan seorang teman.

Nah, seperti sama-sama kita ketahui, saat Lebaran pengeluaran dobel-dobel, kan, yah, sementara saya dan suami tidak lagi punya THR tahun ini. Dua tahun lalu, sih, masih asik, saya punya THR dua digit saat masih bekerja sebagai MarComm di Law Firm asing, dan suami pun punya THR plus plus karena selain kerja kantoran ia pun punya beberapa pekerjaan sampingan yang berhubungan dengan iklan, dokumentasi, event, dll . 

Lebaran kemarin kami hanya mengandalkan penghasilan sampingan suami dan tambahan dari saya sebagai blogger. Jujur saja, berattt, bok!, hihihi, tapi namanya hidup, ya harus dihadapi, dong. Enjoy aja, dan yang terpenting bersyukur karena ada begitu banyak kemudahan lain yang diberikan Allah pada kami lewat orangtua, saudara, dan teman-teman yang sangat mendukung kami. Alhamdulillah...

Oke, sekian curhat dan cerita ngalor ngidulnya, kembali ke inti artikel sesuai judul. Jadi bagaimana cara saya menghadapi 'kekacauan keuangan' sesudah Lebaran? Apalagi tahun ini beratnya berlipat ganda karena selain tidak punya THR dan besarnya pengeluaran untuk lebaran, berbarengan juga dengan kakak mau masuk SMP dan si bungsu yang mau masuk SD. Dhuarrr!! 😅😂

Jadi ini lah beberapa hal yang sedang saya lakukan demi menormalkan kembali keuangan kami sesudah lebaran ...

1. Simpan sebagian makanan sisa Lebaran di freezer
Saat lebaran, mama mertua serta ibu saya masak segala macam, mulai dari rendang, opor, ayam rica-rica, sate garo, brenebon, dlsb. Sebagian makanan itu diberikan oleh mereka buat saya, ahhh, i love you to the moon and back, mama, mamer!. Nah, karena saya dan keluarga sibuk bepergian selama Lebaran (sampai beberapa hari sesudahnya) yang artinya kami selalu makan di rumah orang, ya mama, om, tante, dst, alhasil makanan-makanan pemberian orangtua masih utuh.

Seperti yang pernah diajarkan mama mertua saya, saya pun menyimpan makanan-makanan tersebut di freezer dengan terlebih dahulu memisahkannya sesuai kebutuhan, yaitu menyimpannya sesuai porsi sekali makan. Jadi saya memilah makanan tersebut dalam kantong2 plastik bening atau kotak2 makanan yang jumlahnya sebanyak satu kali makan untuk sekeluarga. Jadi set5iap akan memanaskan cukup keluarkan satu plastik dari freezer. Praktis, higienis, dan aman karena tidak perlu memanaskan lalu menyimpannya kembali ke kulkas. Satu kali dipanaskan langsung habis.

2. Potong pengeluaran tersier
Biasanya dalam seminggu adalah saatnya kami makan di luar atau membeli makanan untuk dibawa pulang ke rumah, entah delivery pizza, beli martabak di abang-abang depan komplek, dan lain-lain. Namun bulan ini it's a big no no. Sorry kids, kalian harus puas dengan rendang buatan uci dan ayam rica-rica buatan oma yang dipanaskan. Makin enak malah makannya, abang dan kakak lahap banget kalo menyantap dua makanan favorit mereka ini.

Camilan?. Jangan sedih, nastar buatan tante dan kue kering lainnya enak banget dimakan pakai teh panas dan kopi saat sarapan atau sore hari. Makin sedikit sisa-sisa kue lebaran itu, makin seru rebutannya, hihihi... Begitulah, saat masih banyak, anak-anak malas makan kue-kue itu, tapi saat tinggal sedikit malah berebutan. 😂😂

Bulan ini dan mungkin sebulan dua bulan ke depan, saya pribadi akan mengurangi ngopi di luar (apalagi udah punya mesin kopi sendiri, ya, bok ;p). Beli baju, sepatu, dan lain-lain juga stop dulu. Tapi emang gak pengen blanja-blanji juga, sih, masih banyak barang hasil ngendorse yang belum sempat terpakai, kok, hihihi...

Beberapa pengeluaran tersier yang bisa dikurangi:
-makan di luar
-ngopi di cafe
-jalan-jalan
-nonton bioskop
-belanja fashion, mainan, dll

anak-anak minta jajan? keluarkan saja simpanan kue lebaran yang tersisa :)

3.Beli barang substitusi
Seperti yang diajarkan mba Wulan dari QM Financial agar membeli barang substitusi sebagai salah satu tips hemat. Biasanya kalau sudah cocok dengan merek tertentu, saya pasti akan beli itu-itu saja. Namun, karena sedang mengetatkan ikat pinggang, saatnya saya mencari barang yang kualitasnya lumayan oke namun dengan harga yang lebih murah. Misalnya beras, biasanya saya selalu membeli merek yang berakhiran wangi :), namun bulan ini cukup dengan merek keluaran suatu supermarket saja. 

Beberapa items yang bisa diganti dengan merek keluaran suatu supermarket (giant, indomaret, dll):
-beras
-tissue
-pasta
-gula
-kapas kecantikan

4.Hemat listrik
Seperti yang pernah saya ceritakan sebelumnya, pengeluaran listrik saya cukup mahal, sekitar Rp 800ribu per bulannya. Demi menghemat energi serta menghemat uang, saya pun mulai menerapkan gaya hidup hemat energi sejak beberapa bulan lalu.

Berikut ini 10 hal sederhana yang bisa kita lakukan setiap hari:
  1. Matikan lampu saat keluar ruangan.
  2. Matikan televisi saat sedang tidak ditonton.
  3. Matikan perangkat elektronik lainnya saat tidak digunakan. 
  4. Matikan AC saat ruangan tidak digunakan.
  5. Atur AC pada suhu 24 derajat.
  6. Cetak kertas secara bolak-balik. 
  7. Tutup kulkas dengan rapat.
  8. Gunakan lampu LED yang lebih hemat listrik.
  9. Ganti peralatan elektronik seperti AC, magic jar, seterika, dll, dengan yang hemat energi.
  10. Cabut colokan saat sedang tidak dipakai.
Baca selengkapnya di sini: Ternyata Hemat Listrik Itu Mudah, lho ..

Nah, kamu punya tips hemat juga? sharing di kolom komentar donggg..

*****

12 comments

  1. Waah bagus nih mba tipsnya bikin saya pembaca jadi sadar untuk hidup berhemat. Jadi kepikiran beberapa barang elektronik dirumah udah dimatiin apa belum yaaa waduuhh hehehe

    willynana.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahah sama mba, aku pun jadi sering ngecek2in colokan dll, hehe. makasih yaa udah mampir..

      Hapus
  2. Wah iya mba zata, anakku masuk SD ni yang kecil, kakak adik kudu beli buku paket, sekarang freelancer juga aku, kudu irit bener banget, pengeluaran tersier ini bisa dihemat banyak yaa...sehat selalu dan berlimpah rejeki ya kita aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiiinn..semangat yaa buat kita berduaaa :)

      Hapus
  3. Penting bgt mbaa... Yg poin mkn di luar, ngupi di luar aplg delivery makanan kan Makin gampang ���� bisa2 meringis dompet

    BalasHapus
    Balasan
    1. nahhh ituuu.. dulu masih bisa nahan2 makan di luar kalo males keluar rumah, eh skrg sejak ada ojek online dengan layanan beli makanan makin susah nahan diri, huhuhu...

      Hapus
  4. soal kue lebaran itu, emang bener pas tinggal dikit itu saatnya rebutan..
    tahun ini pun sama, semakin ke sini semakin tahu anak2 nggak terlalu suka kue lebaran, jadi cukup sedia 3 toples aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo aku sedia dikit karena tahu bakalan dapet limpahan kue dari mama dan mertua, hihihi...

      Hapus
  5. Makasih mba tipsnya....untuk kue lebaran saya sih ga beli dikasih semua soale hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahahah enak yah kalo masih banyak yang ngasih.. itu dia kelebihan keluarga besar ya, pada seneng saling ngasih..

      Hapus
  6. Mba Zata, mohon maaf lahir batin yah :)

    Kapan ketemu lagiiiiiii pengen belajar nih jadi blogger beneran hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf lahir batin jugaaa Worooo.. yukk ketemu, kangennn...

      Hapus